Hidayatullah.com — Sekelompok orang Yahudi dari Inggris dilaporkan telah ikut serta dalam kegiatan lintas agama di Arab Saudi di mana mereka menanam pohon kurma di kota suci Madinah.
Menurut Jewish Chronicle (JC), peristiwa tersebut, dikatakan sebagai yang pertama kali dalam 1.400 tahun, dilaksanakan atas undangan pemilik tanah sebagai tanda persahabatan dan niat baik kepada anggota agama Samawi lainnya – Yahudi dan Kristen.
Delegasi lintas agama tersebut dipimpin oleh bankir dan filantropis Yahudi, Rick Sopher dari Inggris, yang baru-baru ini mengunjungi UEA untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang inisiatif rekonsiliasi tiga agama, dengan pembukaan Abrahamic Family House.
Anggota delegasi termasuk filantropis lainnya, serta pengusaha dan akademisi. Setiap anggota diajak untuk menanam pohon kurma ajwa asli Madinah yang keutamaannya telah disanjung dalam riwayat Nabi Muhammad SAW.
Berbicara di acara penanaman pohon, Sopher berkata: “Jika ada yang memberi tahu saya lima atau bahkan sepuluh tahun yang lalu bahwa saya akan bisa datang ke Arab Saudi bersama teman, semua orang tahu bahwa saya dan teman saya orang Yahudi, akan sulit memercayai kata-kata mereka. Tetapi tidak hanya untuk datang ke Arab Saudi tetapi untuk diterima dengan cara yang begitu ramah dan bersahabat, benar-benar sesuatu yang luar biasa.”
“Saya berharap momen indah ini akan mengarah pada momen persaudaraan dan kebersamaan yang lebih indah, serta hidup berdampingan dan harmoni yang damai. Ini benar-benar kesempatan yang menghangatkan hati,” tambahnya.
Justin Cohen, editor berita untuk outlet pro-Israel Jewish News, baru-baru ini memposting video TikTok dirinya di lokasi yang tidak ditentukan di Madinah, di mana dia dilaporkan menjadi bagian dari misi pencarian fakta empat hari yang diselenggarakan oleh Woolf Institute “untuk mengeksplorasi perubahan sosial di negara itu, hubungan dengan orang Yahudi dan Kristen dan kemungkinan hubungan yang lebih dekat dengan Israel”.
Dalam video tersebut, Cohen berkata: “1.400 tahun setelah seorang Yahudi terakhir kali menanam pohon kurma di sini, kami melakukan hal yang sama dengan menerima Shehecheyanu (berkah) untuk menandai kesempatan itu.” Madinah pernah menjadi rumah bagi komunitas Yahudi yang terdiri dari tiga suku besar, namun ketegangan dan pelanggaran Piagam Madinah dengan komunitas Muslim yang baru lahir menyebabkan eksekusi dan pengasingan mereka.
Sampai saat ini, non-Muslim dilarang memasuki Madinah. Namun pada tahun 2021, undang-undang dilonggarkan sehingga memungkinkan turis non-Muslim untuk mengunjungi kota dan berjalan ke pagar pembatas Masjid Nabawi.
Tahun lalu delegasi 50 pemimpin bisnis Yahudi pro-Israel mengunjungi Masjid Nabawi di Madinah atas undangan otoritas Saudi. Juga tahun lalu, seorang turis Israel berhasil memasuki Makkah, melanggar larangan non-Muslim memasuki kota suci.*