Hidayatullah.com– Seorang wanita tersangka pembunuhan blogger pro-perang Rusia Vladlen Tatarsky dijerat dengan dakwaan terorisme, kata pejabat Rusia.
Darya Trepova dibawa ke sebuah pengadilan di Moskow hari Selasa (4/4/2023) setelah ditangkap sehari sebelumnya di kota St Petersburg.
Pengadilan menetapkan wanita berusia 26 tahun itu harus mendekam di dalam tahanan sampai 2 Juni.
Tatarsky, 40, tewas pada hari Ahad (2/4/2023) dalam ledakan di sebuah kafe di St Petersburg di mana dia akan memberikan ceramah. Lebih dari 30 orang terluka dalam peristiwa itu.
Dalam video yang dirilis hari Senin, Trepova dalam keadaan didudukkan di dekat sebuah pemanas ruangan dengan tangan terikat ke belakang mengaku sebagai pembawa patung untuk Tatarsky yang beberapa saat kemudian meledak dan menewaskan blogger itu. Namun, dia tidak mengatakan apakah dia tahu akan ada ledakan, dan dia juga tidak mengakui apa perannya sesungguhnya dalam peristiwa itu.
Komite Investigasi Rusia, yang menangani kasus-kasus kejahatan besar, mengatakan wanita itu telah dikenai dakwaan pidana terorisme yang dilakukan oleh kelompok terorganisir untuk sengaja menimbulkan kematian, serta dakwaan kepemilikan bahan atau alat peledak ilegal oleh kelompok terorganisir.
Menyusul pengakuan Trepova, National Republican Army, kelompok yang tidak terlalu dikenal yang bersumpah untuk melawan rezim Putin, mengklaim sebagai pelaku serangan itu.
Tatarsky (nama asli Maxim Fomin) sedang menghadiri acara di sebuah kafe yang dihadiri oleh para pendukungnya. Dalam acara yang digelar hari Ahad siang itu dia didaulat menjadi pembicara.
Sebuah video yang beredar di media sosial menunjukkan seorang wanita muda berjaket panjang warna coklat berjalan memasuki kafe dengan membawa sebuah kardus. Kotak itu kemudian diletakkan di sebuah meja sebelum wanita itu duduk.
Dalam video lain tampak kardus berisi patung itu diserahkan kepada Tatarsky.
Tatarsky merupakan seorang blogger kenamaan dengan jumlah pengikut lebih dari setengah juta, dan dia memiliki catatan kriminal.
Dilahirkan di daerah Donetsk, wilayah di timur Ukraina yang diduduki oleh pasukan Rusia, Tatarsky pernah mengatakan bahwa dia bergabung dengan kelompok separatis Donetsk yang disokong Rusia ketika dirinya dibebaskan dari penjara setelah menjalani hukuman karena terlibat perampokan bersenjata.
Sejak Rusia melancarkan serangannya ke Ukraina pada Februari 2022, Tatarsky giat membuat konten yang mendukung pasukan Rusia. Begitu berminatnya terhadap peperangan Rusia di Ukraina, Tatarsky bahkan sempat mengecam militer dan Presiden Putin karena menganggap pasukan Rusia mengalami kemunduran di medan tempur.
Meskipun dia pernah mengkritik militer dan Presiden Rusia, hari Senin dia dianugerahi medali keberanian oleh Putin.*