Hidayatullah.com—Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi mengeluarkan pedoman baru untuk melindungi keselamatan jamaah umrah dan mereka yang beribadah selama 10 hari terakhir Ramadhan, demikian lapor Saudi Gazette Ahad (9/4/2023).
Panduan ini mencakup beberapa pembaruan instruksi yang diumumkan pada awal Ramadhan untuk memfasilitasi perjalanan dan ibadah jamaah.
Kementerian juga menjelaskan cara menuju Masjidil Haram, sementara jamaah menggunakan bus umum dari Bandara Internasional King Abdulaziz di Jeddah atau dari tempat parkir mobil ke stasiun angkutan umum di area pusat sekitar Masjidil Haram.
Menurut Saudi Gazette, jamaah juga dapat berjalan kaki dari tempat tinggal di bagian tengah dan lingkungan yang berdekatan dengan Masjidil Haram, atau menggunakan angkutan umum yang terletak di antara tempat parkir di Makkah dan stasiun angkutan umum di bagian tengah.
Jamaah juga bisa menuju Masjidil Haram dengan menggunakan mobil pribadi yang tidak dikemudikan oleh jamaah sendiri, yang mengantarkannya ke tempat terdekat dengan masjid atau tempat tinggalnya.
Jamaah yang tidak melaksanakan umrah hanya diperbolehkan memarkir mobilnya di tempat parkir di pintu masuk Makkah dan jamaah umrah kemudian dapat menggunakan transportasi umum untuk mencapai tujuannya.
Hal itu agar jamaah bisa masuk ke Masjidil Haram bagian tengah secara terkendali, seperti yang disampaikan kementerian dalam juklaknya yang menetapkan bahwa jalan di bagian tengah hanya diperuntukkan bagi mereka yang berjalan lewat sana, dimana semua jenis kendaraan, termasuk sepeda motor dan sepeda akan dilarang sepanjang waktu.
Kendaraan yang diparkir di tempat yang mengganggu pergerakan pejalan kaki akan diderek dan pemilik kendaraan akan digugat.
Lampu hijau menandakan jamaah bisa masuk karena masih ada tempat, sedangkan lampu merah menandakan jamaah tidak boleh masuk karena semua tempat sudah penuh.
Pemandu juga menjelaskan bahwa jamaah dapat mencapai area tawaf melalui koridor menuju Gerbang Raja Abdulaziz, Gerbang Raja Fahd, Gerbang Umrah dan Gerbang Baab-al-Salaam. Sebuah area juga telah dialokasikan untuk jamaah difabel di mana mereka dapat menggunakan kendaraan listrik.*