Hidayatullah.com—Beberapa saat lalu viral sebuah video shalat tarawih berjamaah secara cepat. Bahkan untuk 23 rakaat, dapat diselesaikan dalam waktu 12 menit.
Wakil Ketua Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Agus Tri Sundani, shalat tarawih ngebut berpeluang lebih besar untuk tidak sah. Karena itu dia menghimbau masyarakat untuk memilih shalat tarawih yang dilaksanakan secara standar dan tumakninah.
“Nah kalau (alfatihahnya) dikerjakan dengan satu nafas dalam sekian rakaat itu ya jelas dalam aturan syariat tidak memenuhi syarat. Bisa dalam tanda kutip seperti main-main saja. Walaupun dia punya keyakinan. Apa yang dibaca kalau bacaannya seperti itu kan?” Tanya dalam wawancara media Muhammadiyah di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah Jakarta, belum lama ini.
Agus menyebut jika salah satu syarat sah shalat adalah ikhlas dan tumakninah. Pengertian tumakninah dalam shalat adalah tenang yang merupakan sebuah syarat untuk mencapai kekhusyuan dalam shalat. Sesuai dengan Pesan Rasulullah ﷺ yang artinya; ”Kalau kamu berdiri ketika shalat, maka berdirilah dengan tuma’ninah. Kalau kamu ruku, rukulah dengan tuma’ninah. Kemudian berbuatlah demikian dalam shalatmu”. (HR. Bukhari, Muslim dan Ahmad dari Abu Khurairah).
Carilah Masjid yang Shalatnya Tuma’ninah
Shalat tarawih termasuk dalam shalat malam (shalatul lail/qiyamul lail). Menurut Agus, muhammadiyah memilih 11 atau 13 rakaat. Kendati demikian, kaum muslimin lain melaksanakan sebanyak 23 rakaat.
“Para ulama seperti para imam mahzab menyebut bahwa shalat lail itu mastna-mastna (dua rakaat-dua rakaat), tapi ada yang menerjemahkannya ‘semampu dia’ karena ijtihad ulama, dia tidak bisa shalat seperti shalatnya Rasulullah ﷺ yang begitu bagus, bacaannya banyak. Maka ada pendapat, diringkas bacaannya tapi dibanyakkan rakaatnya. Tentu harus dilakukan secara tumakninah sebagaimana rukun-rukun shalat yang ada,” jelasnya.
Untuk menggapai pahala tarawih yang ideal di bulan Ramadhan, Agus berpesan agar masyarakat mencari masjid yang tuma’ninah dalam melaksanakan shalatnya.
“Himbauannya hendaknya mencari, tarawih itu kan bisa dikerjakan secara berjamaah dan memang dianjurkan untuk dikerjakan secara berjamaah. Tapi juga bisa dilakukan di rumah. Kalau memang tidak bisa menemukan jamaah yang bisa membuat kita lebih khusyuk dalam shalat, ya lebih baik kita shalat di rumah. Kalau memang tidak menemukan. Tapi kan sekarang kan sudah banyak (masjid bagus). Yang melakukan cepat itu hanya satu dua saja,” kata dia.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Maka sekali lagi kalau mau shalat tarawih, ya carilah shalat tarawih yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ, yaitu shalatnya tenang, tuma’ninah sehingga amal kita tidak sia-sia. Karena ada juga hadis yang menyebutkan banyak orang tarawih tapi hanya mendapat lelah saja,” imbuh Agus mengutip terjemahan hadis riwayat Imam Ahmad yang artinya, “…berapa banyak orang yang mengerjakan qiyamul lail hanya mendapatkan bergadang dan rasa lelah saja dalam bangunnya,” katanya.*