Hidayatullah.com—Turki memastikan kembalinya warga Suriah dengan aman dan bermartabat ke rumah mereka dan ini hanya akan mungkin dilakukan setelah mengadakan diskusi serius dengan pihak lain, kata Juru Bicara Kepresidenan Ibrahim Kalin pada hari Rabu.
Memperhatikan bahwa Ankara telah membuat zona di perbatasan Turki-Suriah untuk memfasilitasi kembalinya pencari suaka Suriah, Kalın mengatakan bahwa masalah tersebut bukanlah sesuatu yang dapat diselesaikan dalam semalam.
“Siapa pemimpin kuat yang bisa menghadiri pembicaraan dengan Suriah? Bagaimana itu akan dilakukan dan di bawah kerangka apa? Ini bukan masalah mudah,” kata Kalın, menambahkan bahwa Ankara membutuhkan jaminan untuk memastikan bahwa pencari suaka Suriah yang kembali ke rumah mereka tidak kembali dalam kelompok yang lebih besar.
Kalin mengatakan bahwa Turki telah meluncurkan proses tersebut dengan mengadakan diskusi dengan Rusia, Iran dan Suriah. Ia mencatat masalah tersebut perlu diselesaikan dengan cara kemanusiaan yang tidak akan menjadi beban keuangan bagi Turki.
“Jika Anda mengatakan akan memulangkan mereka besok, maka orang-orang yang berakal sehat akan mulai mempertanyakan kelayakannya,” kata Kalın, mengacu pada janji Aliansi Bangsa yang dipimpin Partai Rakyat Republik (CHP) untuk mengembalikan warga Suriah ke rumah mereka.
Kalın mencatat bahwa sejauh ini lebih dari 500.000 warga Suriah telah secara permanen kembali ke rumah mereka .
Mengacu pada pembicaraan dengan Suriah, Kalın mengatakan Damaskus memprioritaskan satu poin dalam meja perundingan, sementara Turki memprioritaskan tiga poin, termasuk mencegah ancaman yang ditimbulkan oleh sayap Suriah kelompok teroris PKK, YPG, partisipasi Kurdi – tidak berafiliasi dengan YPG/ PKK – di masa depan Suriah, kembalinya warga Suriah dengan aman ke rumah mereka tidak hanya di utara tetapi juga kampung halaman mereka di seluruh negeri.
“Kami tidak berbicara tentang membawa mereka ke daerah perbatasan, kami sedang mendiskusikan kepulangan mereka yang terorganisir ke rumah mereka,” katanya.
Mengacu pada fakta bahwa provinsi Idlib yang dikuasai oposisi saat ini penuh sesak oleh 2,5 juta orang, Kalın mengatakan negosiasi segiempat akan bertujuan untuk memastikan bahwa orang-orang dari Aleppo, Damaskus, dan provinsi selatan dapat kembali ke rumah mereka.
Melalui “biro kepulangan sukarela” yang didirikan di 12 provinsi dengan populasi pengungsi yang tinggi, para pengungsi dapat melintasi perbatasan dengan prinsip “kepulangan yang aman, sukarela dan bermartabat” sebagaimana dikatakan oleh Direktorat Manajemen Migrasi Kementerian Dalam Negeri.
Sejauh ini, lebih dari 554.000 warga Suriah kembali ke negaranya, terutama ke wilayah yang dibebaskan dari kelompok teror dengan dukungan Angkatan Bersenjata Turki (TSK). Tentara Turki berada di balik operasi Perisai Efrat, Ranting Zaitun, dan Mata Air Perdamaian untuk memastikan keamanan wilayah di utara Turki, tepat di seberang perbatasan Turki, yang berada di bawah ancaman serangan teror dari Suriah.
Melalui dukungan Turki, daerah yang dibebaskan telah mengalami peningkatan dalam kehidupan sehari-hari, dari sekolah dan rumah sakit baru hingga infrastruktur yang lebih baik.* (DS)