Hidayatullah.com– Pemerintah Amerika Serikat mendakwa empat perusahaan China dan delapan individu China atas perdagangan ilegal bahan kimia untuk pembuatan fentanyl, kata Jaksa Agung Merrick Garland hari Jumat (23/6/2023).
Ini merupakan pertama kalinya Amerika Serikat mendakwa perusahaan China terkait perdagangan bahan baku pembuatan fentanyl (fentanil) di dalam wilayah AS.
Pengumuman tersebut disampaikan beberapa hari setelah Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengunjungi Beijing dan bertemu dengan Presiden Xi Jinping.
“Perusahaan-perusahaan ini dan karyawannya secara sadar bersekongkol untuk memproduksi fentanyl yang mematikan untuk didistribusikan di Amerika Serikat,” kata Garland, lansir AFP.
Satu perusahaan kimia yang berbasis di China saja bisa mengirimkan lebih dari 200 kilogram bahan kimia prekursor untuk dijadikan 50 kilogram fentanil, jumlah yang cukup untuk membunuh 25 juta orang Amerika, kata Garland.
Hubei Amarvel Biotech, Anhui Rencheng Technology, Anhui Moker New Material Technology dan Hefei GSK Trade didakwa dalam berkas kasus terpisah di pengadilan federal New York.
Delapan orang yang didakwa termasuk eksekutif dan pekerja dari keempat perusahaan tersebut.
Dua dari mereka sudah ditangkap, keduanya pegawai Hubei Amarvel, ditahan di Honolulu, Hawaii setelah mereka diusir dari Fiji pada 8 Juni.
Meksiko selama ini menjadi sumber utama fentanyl yang dijual di Amerika Serikat. Oleh karena semakin lama AS kebanjiran narkoba itu, Washington mulai memusatkan perhatian pada pemasok bahan baku produsen fentanyl Meksiko di China.
Selama setahun terakhir Departemen Keuangan AS telah menjatuhkan sanksi atas beberapa perusahaan kimia dan individu China karena memasok bahan fentanyl ke produsen dan pengedar narkoba Meksiko.
“Dua kartel narkoba yang bertanggung jawab atas masuknya fentanyl ke Amerika Serikat, kartel Sinaloa dan Jalisco, bekerja sama dengan perusahaan kimia yang berbasis di Republik Rakyat Tiongkok untuk memperoleh bahan bakunya,” kata US Drug Enforcement Agency Administrator Anne Milgram.
Berkas dakwaan yang diumumkan hari Jumat menyebutkan bahwa perusahaan-perusahaan China dan pegawainya secara sadar menjual bahan kimia untuk memproduksi fentanyl. Tidak hanya itu, mereka bahkan membantu membuatkan resep pembuatannya dan menawarkan bahan kimia olahan yang akan membantu meningkatkan produksi obat jenis opioid itu.
Hubei Amarvel secara terang-terangan di website perusahaan membanggakan diri menjual bahan kimia yang merupakan bahan baku fentanyl ke Amerika Serikat dan Meksiko, menurut berkas dakwaan.
Hubei Amarvel juga menunjukkan dokumentasi pengiriman ke Culiacan, Meksiko, daerah yang merupakan markas Kartel Sinaloa.
Sementara itu di negara bagian Indiana hari Jumat (22/6/2023), aparat AS mengumumkan dakwaan terhadap 19 orang yang terlibat dalam perdagangan fentanyl.
Fentanyl merupakan opioid sintetis yang 50 kali lebih kuat dibandingkan heroin dan lebih mudah dan murah untuk diproduksi.
Belakang, fentanyl menjadi penyebab kebanyakan kasus overdosis di AS, menggeser heroin dan obat keras resep dokter oxycodone. Menurut US Centers for Disease Control, 110.000 orang Amerika mati akibat overdosis tahun lalu.
Fentanyl telah menjadi penyebab utama kematian orang Amerika berusia antara 18 dan 49 tahun.*