Hidayatullah.com– Pihak berwenang Iran menutup salah satu kantor dari perusahaan e-commerce terbesar di negara itu dan mengambil langkah hukum setelah perusahaan tersebut menampilkan foto karyawan tanpa hijab.
Digikala, yang secara informal dikenal sebagai “Amazon Iran”, dianggap telah melanggar aturan dengan memposting gambar pertemuan perusahaan di mana beberapa karyawan wanita tampak tidak mengenakan kerudung, lansir Associated Press Senin (24/7/2023) mengutip media setempat.
Digikala memiliki pengguna bulanan aktif lebih dari 40 juta dan menampung lebih dari 300.000 pedagang online.
Orang Iran tidak dapat mengakses peritel online internasional seperti Amazon karena ada sanksi Barat berkaitan dengan program nuklir Teheran.
Situs web koran Hamshahri, yang berafiliasi dengan pemerintah daerah Teheran, Ahad malam melaporkan bahwa sebuah Digikala sudah disegel, sementara websitenya beroperasi normal.
Website kehakiman Iran mengatakan kasus sudah dibawa ke pengadilan berkaitan dengan foto-foto yang menampakkan karyawan tak berkerudung, tetapi tidak ada penjelasan lebih jauh.
Para pemuka Syiah – yang memegang kekuasaan sesungguhnya di Iran – menganggap hijab sebagai bagian dari pilar negara dan gaya berpakaian ala Barat merupakan tanda kemunduran moral.
Pekan lalu, polisi moral kembali ke jalan-jalan di Iran untuk memaksa para wanita mengenakan kerudung, setelah sempat menghilang selama aksi protes yang dipicu kematian Mahsa Amini merebak di seluruh penjuru negeri.*