Hidayatullah.com–Setelah bersikeras mengusir Muammar Qadhafi dari Libya, kelompok pemberontak akhirnya memperbolehkan pemimpin Libya itu untuk tetap tinggal di negerinya, dengan syarat dan ketentuan yang ditetapkan pember
Pemimpin pemberontak mengatakan, Qadhafi dan keluarganya dapat tinggal di negara itu apabila mereka menyerahkan kekuasaan, dan pemimpin pemberontak menentukan di mana dan dalam kondisi apa mereka bisa tinggal.
Sebagaimana dilansir VOA (25/7), dalam sebuah wawancara eksklusif dengan The Wall Street Journal hari Ahad, Mustafa Abdel Jalil mengatakan kemungkinan Qadhafi untuk tinggal di Libya “akan memerlukan sejumlah persyaratan.”
Ia mengatakan pasukan oposisi “akan menentukan di mana ia tinggal dan siapa yang mengawasinya,” dan ketentuan yang sama akan berlaku bagi anggota keluarganya.
Pemberontak membuat pernyataan serupa awal bulan ini, tetapi harus mengeluarkan penolakan dengan cepat setelah protes meletus di kubu kuat oposisi di Libya timur, Benghazi.
Abdel Jalil berbicara kepada The Wall Street Journal dalam kunjungan pertamanya ke wilayah pegunungan yang dikuasai pemberontak di Libya barat sejak terpilih menjadi pemimpin Dewan Transisi Nasional bulan Februari.
Dalam wawancara itu, Abdel Jalil juga mengatakan Qatar mengirim personil militernya ke pegunungan Libya barat untuk melatih para pejuang pemberontak dan membangun sebuah pusat komando operasional dan negara Teluk itu baru-baru ini meningkatkan jumlah dan jenis bantuan militernya kepada para pemberontak.*