Hidayatullah.com– Pengadilan banding di California, Amerika Serikat, hari Jumat (18/8/2023) menghidupkan kembali gugatan hukum oleh dua pria yang menuduh penyanyi Michael Jackson melakukan pelecehan seksual selama bertahun-tahun ketika mereka masih bocah.
Majelis terdiri dari tiga hakim di pengadilan 2nd District Court of Appeal negara bagian California menilai bahwa tuntutan hukum Wade Robson dan James Safechuck seharusnya tidak dibatalkan oleh pengadilan yang lebih rendah, dan bahwa kedua orang tersebut dapat secara sah mengklaim bahwa dua perusahaan milik Jackson yang disebut dalam gugatan sebagai terdakwa dalam kasus tersebut memiliki tanggung jawab afirmatif untuk melindungi mereka.
Undang-undang baru di California, yang untuk sementara memperluas cakupan kasus pelecehan seksual, memungkinkan pengadilan banding untuk menghidupkan kembali kasus tersebut, lapor The Associated Press Ahad (20/8/2023).
Ini untuk kedua kalinya gugatan tersebut – yang diajukan oleh Robson pada 2013 dan Safechuck di tahun berikutnya – dihidupkan kembali setelah sempat ditolak. Kedua penggugat menjadi dikenal luas namanya setelah menceritakan kisah mereka dalam dokumenter tahun 2019 buatan HBO berjudul “Leaving Neverland”.
Seorang hakim yang menolak gugatan itu pada 2021 menilai dua korporasi MJJ Productions Inc. dan MJJ Ventures Inc., tidak dapat difungsikan seperti halnya Boy Scouts atau sebuah gereja dalam hal tanggung jawab mereka untuk melindungi anak-anak yang berada di bawah perlindungannya.
Michael Jackson, yang meninggal pada tahun 2009, merupakan pemilik tunggal dan satu-satunya pemegang saham d keduai perusahaan tersebut. Wade Robson dan James Safechuck menuntut kompensasi finansial dari kedua perusahaan itu atas pencabulan, yang menurut mereka, pernah dilakukan oleh Michael Jackson.
Hakim pengadilan yang lebih tinggi rupanya tidak setuju dengan hakim pengadilan sebelumnya, menyatakan bahwa “perusahaan yang memfasilitasi pelecehan seksual terhadap anak-anak oleh salah satu karyawannya tidak dibebaskan dari kewajiban afirmatif untuk melindungi anak-anak itu hanya karena perusahaan secara tunggal dimiliki oleh pelaku pelecehan.”
Hakim banding menambahkan bahwa “akan menjadi tidak wajar jika tidak ada kewajiban yang dibebani kepada perusahaan sebagai tergugat dengan alasan hanya ada satu pemegang saham. Oleh karena itu kami membatalkan keputusan yang sudah dikeluarkan sebelumnya atas perusahaan-perusahaan tersebut.”
Jonathan Steinsapir, pengacara untuk pihak perusahaan Michael Jackson, mengatakan mereka kecewa dengan keputusan pengadilan terbaru itu.
“Para hakim dua pengadilan terkemuka berulang kali menolak kasus-kasus ini pada banyak kesempatan selama dekade terakhir karena undang-undang mengharuskannya,” kata Steinsapir dalam email ke The Associated Press. “Kami tetap berkeyakinan sepenuhnya bahwa Michael tidak bersalah atas tuduhan-tuduhan ini, yang bertentangan dengan semua bukti yang kredibel dan pembuktian independen, dan yang baru pertama kali dibuat bertahun-tahun setelah kematian Michael oleh para pria yang didorong semata-mata oleh uang.”
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Steinsapir berargumen dalam pembelaannya pada bulan Juli bahwa tidak masuk di akal para pekerja dituntut secara hukum untuk menghentikan perilaku bosnya.
“Itu artinya karyawan tingkat rendah harus menghadapi atasan mereka dan menyebut mereka pedofil,” kata Steinsapir.
Vince Finaldi, seorang pengacara untuk Robson dan Safechuck, dalam sebuah email mengatakan bahwa mereka “senang tetapi tidak terkejut” dengan keputusan hakim banding terbaru. Menurutnya, penolakan terhadap kasus itu tidak sesuai dengan hukum yang berlaku di California dan apabila gugatan itu ditolak maka akan menjadi preseden buruk dalam kasus-kasus pencabulan terhadap anak di seluruh penjuru negeri.
Holly Boyer, pengacara lain untuk Robson dan Safechuck, mengatakan bahwa anak laki-laki itu “ditinggalkan sendirian di kandang singa oleh para karyawan tergugat. Kewajiban afirmatif (kewajiban yang diharuskan oleh undang-undang, red) untuk melindungi dan memperingatkan adalah keputusan yang benar.”*