Hidayatullah.com – Kelompok anti-Muslim Pegida (Patriotic Europeans Against the Islamization of West) menista kitab suci Al-Quran di depan Kedutaan Besar Turki di Belanda.
Pemimpin Pegida di negara itu, Edwin Wagensveld, merobek salinan Al-Quran di depan Kedutaan Besar Turki, Pakistan, dan Indonesia di Den Haag dan menghina Islam dan umat Islam.
Wagensveld melemparkan lembaran-lembaran Al-Quran ke tanah dan meminta kembali Al-Quran yang telah dinodainya bulan lalu.
Dia berterima kasih kepada polisi Belanda, yang melindunginya selama provokasinya.
Al-Quran, yang kini telah diperbaiki, sebelumnya dinodai dalam sebuah aksi provokatif di Den Haag pada 18 Agustus lalu, dan diberikan kepada Duta Besar Selçuk Ünal.
Al-Quran tersebut kemudian diserahkan oleh Salih Arslan, kepala Asosiasi Masjid Mimar Sinan, yang berafiliasi dengan kelompok Turki-Muslim IGMG.
Unal mengatakan kepada Anadolu Agency (AA) bahwa kelompoknya mengutuk keras serangan terhadap Al-Quran dan berharap tindakan seperti itu tidak akan terulang kembali.
“Setelah memperbaiki salinan Al-Quran yang sobek … kami tidak akan melupakan tindakan tidak sopan ini dan menyimpannya di kedutaan kami,” katanya.
Dia mengatakan bahwa mereka telah melakukan kontak dengan semua pihak berwenang Belanda yang relevan untuk mencegah tindakan semacam itu.
Serangan terhadap Al-Quran di Swedia, Denmark dan Belanda
Rasmus Paludan, seorang politisi sayap kanan Denmark dan pemimpin Partai Stram Kurs (Garis Keras), melanjutkan provokasi dengan membakar Al-Quran di kota-kota Swedia, Malmo, Norkopin, Jonkoping, dan Stockholm selama liburan Paskah tahun 2022.
Paludan membakar kitab suci umat Islam tersebut di depan Kedutaan Besar Turki di Stockholm pada tanggal 21 Januari dan di ibukota Denmark, Kopenhagen, pada tanggal 27 Januari.
Edwin Wagensveld, pemimpin organisasi Islamofobia Patriotic Europeans Against the Islamization of the West (PEGIDA) di Belanda, merobek-robek Al-Quran dalam sebuah demonstrasi seorang diri di Den Haag pada 22 Januari, di bawah perlindungan polisi, dan sekali lagi pada 13 Februari di kota Utrecht.
Kelompok-kelompok Muslim berkumpul di tempat di mana demonstrasi di Rotterdam direncanakan dan mengadakan demonstrasi tandingan. Demonstrasi PEGIDA tidak dilarang meskipun ada pengumuman bahwa anggota kelompok tersebut akan membakar Al-Quran.
Wagensveld, yang dibebaskan pada hari yang sama setelah ditahan, ingin melakukan aksi serupa di Den Haag keesokan harinya, namun polisi menahannya karena ia tidak mematuhi aturan demonstrasi.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Pada 18 Agustus, Wagensveld merobek Al-Quran di depan Kedutaan Besar Turki di Den Haag.
Di Stockholm, Salwan Momika membakar Al-Quran di bawah perlindungan polisi di depan Masjid Stockholm pada 28 Juni, yang bertepatan dengan hari pertama hari raya Idul Adha.
Momika menginjak-injak Al-Qur’an dan bendera Irak di bawah perlindungan polisi di depan Kedutaan Besar Irak di Stockholm pada tanggal 20 Juli dan Parlemen Swedia pada tanggal 31 Juli dan 14 Juli.
Bahrami Marjan, yang berasal dari Iran, membakar Al-Qur’an di pantai Angbybadet di Stockholm pada 3 Agustus di bawah perlindungan polisi.*
Yuk bergabung dengan Gerakan Amar Ma’ruf Nahi Mungkar bersama Dompet Dakwah Media Hidayatullah di https://dakwah.media/