Hidayatullah.com– Bekas raja Spanyol Juan Carlos I dapat bernapas lega setelah pengadilan di Inggris, hari Jumat (6/10/2023), menolak gugatan 126 juta pound yang dilayangkan oleh seorang wanita yang pernah menjadi kekasih gelapnya.
Sosialita dan pengusaha Denmark Corinna Larsen, dikenal pula dengan nama Corinna zu Sayn-Wittgenstein-Sayn, mengatakan bahwa mantan raja Spanyol itu menyebabkan “kesakitan mental yang luar biasa” dengan cara menyuruh orang lain mengirimkan ancaman serta membuntuti dan memata-matai dirinya baik secara terang-terangan maupun tersembunyi. Larsen menjadi wanita simpanan Juan Carlos I dari tahun 2004 sampai 2009, kata pengadilan.
Juan Carlos yang kini berusia 85 tahun memilih untuk turun tahta pada 2014. Dia membantah tuduhan-tuduhan tersebut dan berargumentasi bahwa pengadilan Inggris tidak memiliki yuridiksi dalam kasus ini disebabkan dirinya tidak tinggal di Inggris. Juan Carlos I memiliki tempat tinggal di Spanyol tetapi kerap tinggal di Abu Dhabi sejak mengundurkan diri.
Hakim pengadilan tinggi di London Rowena Collins Rice membatalkan gugatan tersebut karena sepaham dengan Juan Carlos I. Hakim mengatakan bahwa Larsen, yang memiliki rumah di Inggris, tidak cukup menunjukkan bukti bahwa pelecehan terhadap dirinya terjadi di Inggris, yang dapat memberikan pengecualian terhadap asas hukum yurisdiksi.
Sebuah pernyataan yang dikeluarkan atas nama Juan Carlos mengatakan bahwa meskipun dia menyesali biaya dan waktu yang dihabiskan selama tiga tahun, dia menyambut baik keputusan itu. Ia mengklaim bahwa keputusan hakim tersebut “tidak mengejutkan” yang menegaskan bahwa dirinya tidak bersalah.
Namun hakim secara khusus menegaskan bahwa dia mengambil keputusan tanpa mempertimbangkan isi tuduhan dan gugatan Larsen, dia semata-mata hanya menimbang apakah bekas raja Spanyol itu dapat dipaksa untuk diadili di Inggris.
Larsen mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dia kecewa dengan keputusan hakim tersebut dan sedang mempertimbangkan pilihan-pilihan hukumnya.
“Sangat menyedihkan melihat korban pelecehan seringkali kesulitan mendapatkan keadilan dalam sistem hukum kita,” kata Larsen seperti dikutip Associated Press (6/10/2023). “Juan Carlos telah mengerahkan seluruh pasukannya untuk menghancurkanku dan jangkauan kekuatannya sangat besar.”
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Keputusan tersebut diambil 10 bulan setelah keputusan pengadilan banding membatalkan sebagian gugatan Larsen dengan alasan bahwa sebagian dugaan pelecehan terjadi sebelum Juan Carlos turun tahta pada tahun 2014 dan demikian dia memiliki imunitas dari hukum kala itu sebagai seorang kepala negara.
Juan Carlos pernah menjadi salah satu pemimpin Spanyol yang paling dihormati atas perannya memulihkan demokrasi di negara itu setelah kematian diktator Francisco Franco pada tahun 1975. Namun, berbagai skandal yang melibatkan keluarga Kerajaan Spanyol semakin banyak yang terungkap ke publik pada tahun-tahun terakhir masa pemerintahan Juan Carlos I, yang menyebabkan dia terpaksa mengundurkan diri dan menyerahkan tahta kepada putranya, Raja Felipe VI.*