Hidayatullah.com– Salah satu sineas ternama Iran, Dariush Mehrjui, ditikam hingga tewas pada Sabtu malam bersama istrinya di rumah mereka di dekat Teheran, kata pihak berwenang.
Seorang pejabat kehakiman provinsi mengatakan Mehrjui dan istrinya, Vahideh Mohammadifar, “tewas akibat sejumlah luka tikaman di bagian leher,” menurut situs berita daring milik lembaga kehakiman Iran Mizan seperti dilansir AFP Senin (16/10/2023).
Menurut Hossein Fazeli-Harikandi, kepala kehakiman Provinsi Alborz dekat Teheran, Mehrjui mengirimkan pesan singkat kepada putrinya, Mona, sekitar pukul 9 malam waktu setempat berisi undangan makan malam di rumahnya di Karaj, sebelah barat Teheran. Namun, ketika tiba sekitar satu setengah jam kemudian, Mona mendapati jasad kedua orangtuanya dengan luka-luka fatal di bagian leher.
Beberapa waktu kemudian di hari yang sama, polisi mengatakan tidak ada tanda-tanda orang masuk secara paksa ke kediaman pembuat film ternama itu, seraya menambahkan bahwa tidak tampak kerusakan di bagian pintu rumah. Namun, mereka mengatakan “jejak telah ditemukan” di tempat kejadian yang mereka yakini “berhubungan dengan si pembunuh”.
Hari Ahad, koran Etemad memuat wawancara dengan istri pekerja film itu yang mengatakan bahwa mereka mendapatkan ancaman dan rumah mereka dimasuki maling.
“Penyelidikan mengungkapkan bahwa tidak ada laporan yang masuk perihal peristiwa pembobolan masuk oleh orang tak diundang di vila keluarga Mehrjui dan pencurian harta benda mereka,” kata Fazeli-Harikandi.
Menanggapi kabar kematian Mehrjui, dalam sebuah pernyataan Menteri Kebudayaan Iran Mohammad-Mehdi Esmaili memuji Mehrjui sebagai salah satu pioneer dalam industri perfilman di Iran dan telah menelurkan sejumlah karya abadi.
Dilahirkan di Teheran pada 1939, Mehrjui belajar filsafat di Amerika Serikat sebelum kembali ke Iran di mana dia meluncurkan majalah sastra dan merilis film perdananya pada 1967, Diamond 33, sebuah parodi serial James Bond.
Pria yang tewas dalam usia 83 tahun itu senantiasa dikaitkan dengan gerakan Iranian New Wave Cinema, film bergaya realistis dengan penuturan cerita secara puitis yang muncul di era 1970-an dengan fokus kalangan kelas rendah pedesaan.
Pada bulan-bulan menjelang revolusi Iran 1979, Mehrjui memfilmkan pemimpin revolusi Ayatollah Ruhollah Khomeini ketika tokoh Syiah itu berada di pengasingan di Prancis. Mehrjui menetap di Prancis antara tahun 1980-1985.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Karya-karya Mehrjui belakang lebih memusatkan perhatian pada kehidupan kalangan menengah ke atas di Teheran, di mana mereka banyak membicarakan soal uang, seni dan agama.
Vahideh Mohammadifar, 54, merupakan seorang novelis dan perancang kostum. Dia kerap bekerja sama dengan suaminya, yang menyutradarai film-film yang skenarionya dia tulis.
Karya-karya Mehrjui dan Mohammadifar mendapatkan sejumlah pengakuan lokal maupun internasional.
Pembunuhan keduanya terjadi di saat Iran dituduh terlibat dalam serangan Hamas terhadap wilayah yang dikuasai Zionis Israel. Sebagaimana diketahui, Iran merupakan salah satu negara dengan populasi Yahudi terbanyak selain Israel dan Amerika Serikat.*