Hidayatullah.com—Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) secara keras membantah tuduhan pemerkosaan dan kekerasan seksual yang dilakukan ‘Israel’ dalam serangan 7 Oktober. Hamas menyatakannya tuduhan penjajah zionis sebagai ‘kebohongan tak berdasar’.
Pernyataan Hamas dirilis beberapa hari setelah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan pihaknya ‘prihatin dengan laporan kekejaman berbasis gender’ selama serangan terhadap penjajah ‘Israel’.
Polisi ‘Israel’ mengatakan mereka telah mengumpulkan ‘bukti’ kekerasan seksual yang dilakukan Hamas yang menggerebek rumah dan pangkalan militernya, kutip AFP.
Namun, Hamas menolak klaim fitnah tersebut dan mengatakan bahwa hal itu adalah bagian dari kampanye Zionis yang mempromosikan kebohongan tak berdasar dan mencemarkan nama baik pejuang Palestina.
Hamas juga menolak klaim perempuan dan kelompok pendukungnya sebagai bagian dari serangkaian kebohongan ‘Israel’ sejak awal perang.
Sebelumnya, seorang perwira polisi senior Shelly Harush mengatakan kepada anggota parlemen pekan lalu bahwa penyelidik telah mengumpulkan lebih dari 1.500 pernyataan dari para saksi, dokter, dan ahli patologi.
Harush mengadili perempuan muda yang ditelanjangi dari pinggang ke bawah dan kasus pemerkosaan berkelompok, mutilasi dan pembunuhan kelompok ini.
Badan PBB tersebut menambahkan bahwa para pejabatnya mengundang para pria dari kelompok perempuan ‘Israel’ untuk mendengarkan kesaksian mulai tanggal 7 Oktober untuk membantu mereka “mengungkap” tuduhan pihak penjajah tersebut.
Berbagai Laporan Palsu
Sejak agresinya ke Gaza Oktober 2023, penjajah telah membuat banyak laporan palsu yang akhirnya telah terkuak ke publik. Serangan berita palsu pertama dikeluarkan penjajah adalah berita ‘hamas telah memenggal kepala 40 bayi ‘Israel’’ yang dikeluarkan saluran berita ‘Israel’ i24 yang dikampanyekan Benyamin Netanyahu dan Presiden AS Joe Biden.
Menurut media ‘Israel’, Haaretz, menyebutkan tak ada bukti yang menunjukkan sekelompok anak ditemukan tewas di lokasi yang sama sesuai dengan deskripsi Netanyahu. Media ini juga memuat laporan dari 87 orang yang tewas di Be’eri selama aksi 7 Oktober, tak ada yang berusia enam dan tujuh tahun.
Masih banyak berita hoaks yang dikeluarkan ‘Israel’ yang akhirnya menjadi bahan tertawaan dunia. Di antara berita palsu lainnya adalah tuduhan daftar nama tentara Hamas dengan tulisan Arab di ruangan bawah tanah RS Al Shifa, Gaza yang ternyata nama-nama hari seminggu dalam kalender yang tulis mengguankan bahasa Arab.
Kebohongan serius lainnya adalah tuduhan Hamas membunuh banyak peserta Festival Musik Nova di dekat Re’im. Namun investigasi media ‘Israel’ sendiri menunjukkan pelakunya adalah pilot Helikopter Apache, yang diduga menembaki warga dan kendaraan sipil dalam konser musik pada 7 Oktober 2023 tersebut.*