Hidayatullah.com – Press For Palestine, sebuah gerakan mendukung para jurnalis Palestina, menerbitkan sebuah surat kabar satu eksemplar di Istanbul, untuk mengingatkan dunia tentang 100 jurnalis yang dibunuh oleh “Israel” ketika sedang bertugas di Palestina.
Koran satu eksemplar, Gazzete, dibagikan di berbagai alun-alun di seluruh Istanbul Turki pada hari Rabu.
Juru bicara gerakan itu, Hayrunnisa Cicek, mengatakan bahwa “Israel” berada di balik “pembantaian jurnalis terbesar dalam sejarah”, dan menambahkan bahwa pembantaian sistematis “Israel” di wilayah Palestina sejak tahun 1948 telah mencapai skala yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak tanggal 7 Oktober.
Menyoroti dampak buruk dari serangan Israel di Gaza yang terkepung dan merinci hilangnya nyawa secara tragis, termasuk anak-anak, dokter dan keluarga yang mencari perlindungan di zona yang seharusnya aman, ia mengkritik kebisuan global dalam menghadapi tragedi tersebut, dan menuduh pemerintah-pemerintah dunia terlibat dalam tindakan Israel.
Hilangnya nyawa anak-anak dan perempuan serta terusirnya para keluarga dari rumah mereka, lanjutnya, terjadi sementara dunia mengalami kebisuan. Dia menuduh pemerintah-pemerintah dunia terlibat dalam tindakan keji “Israel”.
Cicek mengutuk penggunaan media oleh “Israel” untuk menggambarkan serangan tersebut sebagai sebuah pembelaan yang sah, dan menekankan perlunya perhatian dan kecaman internasional.
Penjajah Zionis telah membunuh sedikitnya 20.000 warga Palestina dan melukai lebih dari 52.600 orang lainnya dalam perang brutalnya di Gaza yang terkepung.
Jurnalis Palestina mengungkap kejahatan perang Israel
Cicek menunjukkan bahwa para profesional media yang mendukung perlawanan Palestina telah mengalami kekerasan dan kehilangan pekerjaan.
Ia menekankan bagaimana para jurnalis Palestina, melalui perlawanan mereka yang signifikan, memicu intifada global, mengungkap kejahatan perang Israel kepada dunia dan mematahkan peredaran narasi palsu yang dilanggengkan oleh kekuatan pendudukan.
Para jurnalis yang mengungkap jejak penggunaan bom fosfor oleh “Israel” telah mengungkapkan tingkat pembantaian di Palestina, katanya.
Cicek menyoroti bahwa “Israel” berusaha membungkam jurnalis Palestina yang mengekspos kekejaman dan kejahatan perang yang dilakukan terhadap warga sipil, tanpa memandang usia atau jenis kelamin.
Dia mencatat bahwa jumlah jurnalis yang terbunuh telah mencapai 97 orang dan lebih dari 50 orang ditahan secara tidak sah oleh Israel sejak 7 Oktober.
Akses masuk ke Gaza bagi personil media turut dibatasi, sehingga menghalangi peliputan realitas di lapangan, katanya.*