Hidayatullah.com– Setiap hari petani Nguyen Hoai Thuong berdoa meminta hujan turun dari langit karena tanah di desanya sudah retak akibat kekeringan, di daerah Delta Sungai Mekong yang dikenal sebagai lumbung padi Vietnam.
Gelombang panas yang melanda kampung Thuong di Provinsi Ben Tre, 130 kilometer arah selatan dari pisat bisnis Ho Chi Minh City, selama berbulan-bulan membuat tanah kering kerontang, lapor AFP Rabu (20/3/2024).
Daerah itu sebenarnya dilewati banyak anak sungai, tetapi gelombang panas yang berlangsung lama dan minimnya curah hujan telah menyebabkan salinasi – menyusupnya air asin dari laut – sehingga berdampak buruk bagi tanaman petani di kawasan pertanian yang menghasilkan bahan pangan bagi negara berpenduduk 90 juta jiwa itu.
“Sangat sia-sia membiarkan sawah kosong seperti ini karena kami tidak memiliki air segar. Saya terpaksa beralih memelihara lembu,” petani berusia 31 tahun Thuong kepada AFP, di desanya yang sangat panas, di mana tanah yang dulu gembur dan basah sekarang retak dan kering.
Tanpa hujan, keluarga Thuong tidak memiliki air segar bahkan untuk kebutuhan rumah tangga. Bulan lalu dia harus merogoh kocek 500.000 dong ($20) untuk membeli air dari tetangga.
“Kami tidak memiliki sumber air segar dari dalam tanah untuk digunakan sementara air di permukaan asin,” kata Thuong, sementara ayahnya memompa air dari mobil tanki ke dalam toren berkapasitas 1.000 liter milik keluarganya.
Air tersebut hanya untuk kebutuhan rumah tangga seperti minuman, memasak dan mandi, bujan untuk pertanian.
Setiap tahun kawasan Delta Mekong mengalami intrusi air asin, tetapi semakin parah ketika cuaca panas dan kering dan permukaan air laut naik.
Tahun ini delta itu mengalami gelombang panas yang lebih panjang dari biasanya, sehingga menyebabkan kekeringan di sejumlah titik, penurunan debit air di kanal dan intrusi air asin.
Hasil studi Water Resources Science Institute di bawah Kementerian Lingkungan yang dipublikasikan pekan lalu menyebutkan bahwa kawasan delta, yang menjadi sumber kehidupan puluhan juta orang, menghadapi kerugian $3 miliar setahu akibat gagal panen sementara semakin banyak intrusi air asin ke lahan kering.
Provinsi Ben Tre, di mana kampung Thuong berada, mengalami kerugian sekitar $472 juta setiap tahun dari 2020 sampai 2023, menurut hasil studi tersebut.
Petani bernama Nguyen Van Hung beruntung karena dia memiliki banyak air tanah yang bisa dijualnya untuk menghasilkan uang.
“Di masa kekeringan dan intrusi air asin, saya menjual air segar kepada para tetangga. Tapi sejujurnya, saya tidak senang,” kata Hung.*