Hidayatullah.com—Aljazair mematikan layanan internet di seluruh penjuru negeri selama ujian sekolah tingkat menengah atas berlangsung guna mencegah terjadinya kecurangan.
Layanan internet, baik lewat sambungan tetap maupun bergerak, akan dimatikan satu jam setelah ujian dimulai dan selama setiap ujian berlangsung untuk mencegah terjadinya kebocoran, lapor BBC Rabu (20/6/2018). Pemadaman internet dilakukan dari tanggal 20 sampai 25 Juni.
Langkah itu diambil pemerintah menyusul meluasnya aksi kecurangan di tahun 2016, ketika soal-soal dibocorkan secara online sebelum dan selama ujian berlangsung.
Akibatnya, pihak berwenang meminta penyedia-penyedia layanan internet untuk menghentikan akses media sosial tahun lalu, tetapi rupanya imbauan pemerintah yang tidak bersifat wajib ditaati itu tidak mempan untuk meredam kecurangan.
Menteri Pendidikan Nouria Benghabrit mengatakan kepada koran Aljazair, Annahar, bahwa akses ke Facebook akan diblokir sepanjang masa tersebut di atas di seluruh penjuru negeri.
Benghabrit menambahkan, meskipun mereka “tidak nyaman” dengan keputusan itu, tetapi “kita tidak bisa diam begitu saja melihat kemungkinan kebocoran tersebut.”
Selain mematikan layanan internet, perangkat-perangkat elektronik yang memiliki akses internet dinyatakan terlarang di 2.000 lokasi ujian di seluruh Aljazair. Alat-alat pendeteksi logam dipersiapkan di pintu masuk lokasi ujian untuk mencegah orang membawa gawai ke dalam tempat ujian. Kebijakan ini berlaku baik bagi siswa maupun guru dan staf sekolah.
Tidak berhenti sampai di situ, Benghabrit mengatakan bahwa kamera-kamera pengawas dan pengacak sinyal telekomunikasi sudah dipasang di lokasi-lokasi pencetakan soal ujian.
Sebanyak 700.000 lebih sedikit pelajar SMA akan mengikuti ujian kelulusan tahun ini, yang hasilnya dijadwalkan bisa diketahui pada 22 Juli.*