Hidayatullah.com– Commercial Bank of Ethiopia memasang spanduk yang menampakkan nama dan foto nasabah bank yang mengambil atau mentransfer uang dalam jumlah banyak ketika terjadi gangguan teknis mesin ATM dan belum mengembalikan uang yang bukan haknya.
Spanduk besar itu ditempatkan di bagian luar bangunan kantor-kantor cabang Commercial Bank of Ethiopia (CBE) sejak hari Jumat (5/4/2024), lansir BBC.
Pimpinan bank itu mengatakan sudah berhasil menarik kembali hampir dua pertiga dari $14 juta yang hilang pekan lalu.
Dia memperingatkan masyarakat bahwa orang yang masih menyimpan uang yang bukan miliknya akan dipidanakan.
Bulan lalu, gangguan teknis yang berlangsung selama beberapa jam memungkinkan nasabah CBE, bank komersial terbesar di Ethiopia untuk menarik atau mentransfer uang melebihi dari saldo yang berada di dalam rekeningnya.
Kebanyakan “uang error” itu kabarnya diambil oleh mahasiswa dan 490.000 transaksi berhasil dilakukan sebelum akhirnya CBE menyadari ada masalah pada sistemnya.
Seorang mahasiswa di Universitas Jimma di bagian barat Ethiopia berkata kepada BBC Amharic, “Saya mengenal seseorang yang membeli sebuah ponsel pintar dan laptop dan tidak memiliki untuk dikembalikan [ke bank].”
“Ada beberapa orang yang menggunakan uang itu untuk membeli paket data internet setahun dan beberapa lainnya menggunakannya untuk membayar utang.”
Sejak CBE mengeluarkan peringatan supaya uang itu dikembalikan atau jika tidak maka akan dipidanakan, ribuan orang dengan sukarela mengembalikan uang yang bukan hak mereka.
Di luar sebuah kantor cabang CBE di ibu kota, Addis Ababa, terpampang spanduk besar yang menampakkan 28 gambar orang “mereka yang tidak mengembalikan uang yang mereka ambil secara tidak patut dari Commercial Bank of Ethiopia.”
Identitas mereka juga ditampilkan di website CBE berikut nomor rekeningnya. Potret mereka diunggah ke website CBE dalam empat daftar diurut berdasarkan jumlah uang yang diduga mereka curi. Daftar pertama berisi nama dan foto nasabah yang mencuri uang antara $1.890 dan $5.300.
Pihak bank mengatakan bahwa identitas mereka terpaksa diungkap ke publik karena mereka mengabaikan peringatan yang sudah berkali-kali disampaikan supaya uang segera dikembalikan.
Dalam wawancara dengan BBC Newsday menyusul gangguan sistem, bos CBE Abe Sano mengatakan pihak bank sudah mulai melaporkan nasabah nakal ke polisi.
“Mereka tidak mungkin dapat menghindar karena transaksi-transaksi itu digital dan mereka nasabah kami. Mereka dapat dilacak. Kami tahu mereka. Mereka terlacak dan harus mempertanggungjawabkan apa yang mereka lakukan,” kata Abe Sano.
Seorang karyawan CBE mengatakan kepada BBC, lebih sulit untuk mendapatkan uang kembali apabila ditransfer ke bank lain daripada yang ditransfer ke rekening sesama CBE.
Lebih dari 38 juta orang tercatat sebagai nasabah CBE, bank yang didirikan 82 tahun silam.
Pihak bank tidak pernah menjelaskan mengapa masalah itu bisa terjadi, tetapi menegaskan bukan karena serangan siber dan nasabah tidak perlu khawatir karena rekening mereka aman.*