Hidayatullah.com—Hari Jumat, (26/10/2012) Idul Quran kemarin, Program Tebar Qurban (PTQ) yang digagas Yayasan Ulil Albab Desa Bambuan Kabupaten Langkat, Sumatera sudah memasuki pelaksanaan tahun ke-13.
Fokus sebaran yang menyasar berbagai lokasi di pelosok serta daerah minoritas Islam di sekitar Sumatera Utara menjadi daya tarik sekaligus keunggulan program ini.
Pada PTQ 1433 H kali ini, Ulil Albab berhasil menghimpun 169 pequrban, yang terdiri atas 134 ekor domba dan 5 ekor lembu. Selain dari Indonesia, qurban juga berasal dari kaum Muslimin Singapura.
Dengan dukungan puluhan relawan serta belasan mitra kerja di berbagai daerah, qurban ini disebar ke 13 kota atau kabupaten di Sumatera Utara. Ribuan mustahik menikmati lengkapnya ‘Idhul Adha dengan ibadah pemotongan hewan qurban.
Yang cukup mencengangkan, dalam pembagian qurban ke wilayah minoritas, puluhan desa dan dusun di Sumatera Utara selama belasan tahun –bahkan ada yang puluhan tahun—mengaku tidak tersentuh dan tak pernah mendapat daging qurban.
Salah satu daerah yang terpilih sebagai lokasi pelaksanaan PTQ 1433 H adalah Dusun Persembahan, Desa Sei Dua Hulu, Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Asahan Sumatera Utara.
Untuk mencapai dusun ini, para relawan harus melakukan perjuangan berat. Setidaknya menghabiskan 4 jam perjalanan darat dari Medan ke Asahan. Perjalanan masih berlanjut ke lokasi yang berada di pedalaman. Terasa jauh karena jalan sangat rusak sepanjang 10 kilometer.
Relawan Ulil Albab, yang saat itu diwakili Anijar Simanullang dan Inggit SC, masih harus melanjutkan perjalanan menaiki boat yang melaju kencang memecah keheningan arus Sungai Asahan.
Di sepanjang tepian sungai berdiri puluhan gubuk kecil tempat tinggal warga.
Kebanyakan terbuat dari papan dan sangat tidak layak huni. Ditambah lagi air sungai kelihatan tidak layak konsumsi. Setelah 20 menit lamanya menyusuri sungai, terlihat di tepian puluhan jama’ah telah menunggu.
Tidak menunggu lama, semuanya bergerak menuju Masjid Al Hayat. Sebuah masjid kecil berdinding papan yang tampak mulai digerogoti rayap. Plafonnya juga parah.
Alhamdulillah, tepat pukul 10.00 WIB domba-domba pun diturunkan lalu disembelih.
Banyak warga terharu. Bayangkan, ibadah qurban tidak pernah dilaksanakan di Desa Persembahan selama lebih dari 40 tahun. Bahkan semua orang bersyukur atas pembagian qurban ini.
“Kami sangat senang dan bersyukur atas kehadiran adik-adik di sini, karena sejak kami tinggal lebih dari 40 tahun yang lalu, belum ada sekali pun qurban disini,” ujar Bapak Syahrul, tokoh warga, dengan wajah sendu.
Dengan kehadiran pembagian daging qurban ini, akhirnya sebuah sejarah baru tertoreh di dusun yang menurut penuturan warga, jangankan Bupati Asahan, Camat Simpang Empat pun tidak pernah menginjakkan kakinya di dusun itu.
Warga dusun ini kehidupannya memprihatinkan. Mayoritas penduduk beragama Islam dan terdiri dari 93 kepala keluarga yang bermata pencaharian sebagai buruh tani. Pendidikan bagi anak-anak juga menyedihkan.
“Mau saja mereka bersekolah hingga kelas 4 Sekolah Dasar (SD) itu sudah luar biasa,” kata beberapa warga.
Kebanyakan anak warga berhenti sekolah karena fasilitas gedung SD di Persembahan rusak tidak terawat ditambah lagi kondisi ekonomi keluarga yang tidak memungkinkan untuk terus melanjutkan ke jenjang berikut.
Ketika berpamitan dengan warga, relawan Ulil Albab dititipi surat ucapan terima kasih oleh kepala lingkungan, Bapak Irwansyah Samosir. Ada juga ibu yang memberi oleh-oleh wajik pulut. Subhanallah.*/Kiriman Munawar, Asahan, SUMUT