Hidayatullah.com– Menteri Olahraga Prancis menyerukan pemberikan “sanksi paling keras” terhadap Mohamed Camara dan klub sepakbola Monaco setelah pemain tengah itu menutupi logo LGBT yang tercetak di jersey dengan selotip.
Seluruh klub Ligue 1 diharuskan mencetak logo kampanye anti-homofobia di seragam mereka pada akhir pekan, sementara emblem kompetisi menampilkan warna pelangi LGBT sebagai bagian dari insiatif yang dibuat oleh Ligue de Football Professionnel (LFP), organisasi yang mengelola kompetisi dua lapis teratas sepakbola Prancis.
Camara menempelkan selotip putih di atas logo LGBT di bagian dada dan bendera pelangi yang ada di bagian lengan jersey Monaco, ketika klub itu menang 4-0 atas Nantes dalam laga hari Ahad dan pemain asal Mali itu menyumbang satu gol tendangan penalti.
“Itu perilaku yang tidak dapat diterima,” kata Menteri Olahraga Amelie Oudea-Castera kepada stasiun radio Prancis RTL hari Senin (20/5/2024) seperti dilansir BBC.
“Saya berkesempatan untuk mengatakan kepada LFP apa pendapat saya tentang itu dan menurut saya perilaku semacam itu harus diganjar dengan sanksi paling berat terhadap pemain dan klub yang membiarkannya terjadi.”
LFP mengatakan kepada BBC Sport Africa bahwa pihaknya sedang menyelidiki masalah itu.
Pelatih Monaco, Adi Hutter, ditanya pendapatnya tentang tindakan Camara usai menang atas Nantes.
“Pertama, saya ingin mengatakan bahwa kami, sebagai klub, mendukung operasi yang diselenggarakan oleh liga,” kata Hutter, merujuk inisiatif kampanye anti-homofobia.
“Sementara apa yang dilakukannya (Camara), itu merupakan inisiatif pribadi. Akan ada pembicaraan internal dengannya tentang situasi ini. Saya tidak akan memberikan komentar lebih lanjut.”
Camara tampil dalam dua laga bersama kesebelasan Mali di 2023 Africa Cup of Nations awal tahun ini, ketika skuad The Eagles terdepak di babak perempat final.*