Hidayatullah.com – Arab Saudi menetapkan Syekh Maher Al-Muaiqly, imam dan khatib Masjidil Haram di Mekkah, akan memimpin sholat dan menyampaikan khutbah Arafah di Masjid Namirah pada Hari Arafah 9 Dzulhijjah 1445 Hijriyah atau 16 Juni 2024.
Penetapan itu, Kepresidenan Urusan Agama di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, sesuai dengan perintah kerajaan Arab Saudi.
Atas nama pribadi dan para imam, khatib, muadzin dari Dua Masjid Suci dan pejabat kepresidenan, Syekh Abdul Rahman Al-Sudais, kepala kepresidenan, mengucapkan terima kasih dan penghormatan kepada Penjaga Dua Masjid Suci, Raja Salman, dan Putra Mahkota dan Perdana Menteri Mohammed bin Salman atas kepercayaan yang diberikan kepada Al-Muaiqly.
“Kepercayaan ini dianggap sebagai dukungan untuk Kepresidenan Urusan Agama dan perwujudan dari ketajaman kepemimpinan yang bijaksana dalam pelayanan mereka kepada Dua Masjid Suci, para imam dan pengkhotbah dalam mempromosikan pesan moderasi. Hal ini juga menyoroti peran kepemimpinan global dan peradaban Arab Saudi, karena mimbar Dua Masjid Suci mewakili status religius bagi umat Islam di seluruh dunia,” ujar Syekh Sudais.
Hari Arafah menandai puncak dari ziarah tahunan Haji dan tahun ini, Hari Arafah kemungkinan besar akan jatuh pada tanggal 15 Juni. Wukuf di Arafah, salah satu dari empat rukun haji dan ritual paling penting dalam ibadah haji tahunan, akan dimulai setelah khutbah Arafah dan pelaksanaan shalat Dhuhur dan Ashar secara jama-qashar.
Patut dicatat bahwa khutbah Hari Arafah memiliki status yang tinggi di kalangan umat Islam di seluruh dunia, dan pemerintah Saudi menunjukkan perhatian penuh dalam menerjemahkannya melalui Proyek Penjaga Dua Masjid Suci untuk menerjemahkan khutbah Arafah dan khutbah Dua Masjid Suci, sehingga dapat menjangkau seluruh dunia. Tahun ini, terjemahan khotbah Arafah akan tersedia dalam 20 bahasa.
Profil Syekh Al-Muaiqli
Syekh Al-Muaiqli adalah seorang qari dan ulama terkenal yang hafal Al-Qur’an. Beliau lahir di Madinah pada tahun 1969. Setelah lulus dari Teachers College of Madinah sebagai guru matematika, ia pindah ke Makkah untuk bekerja sebagai guru. Kemudian ia menjadi pembimbing siswa di Sekolah Pangeran Abdul Majeed di Makkah.
Al-Muaiqli memperoleh gelar masternya dari Fakultas Syari’ah di Jurusan Fikih di Universitas Umm Al-Qura. Kemudian, ia meraih gelar doktor dalam bidang tafsir Al-Qur’an. Beliau juga meraih gelar doktor dalam bidang hukum Islam dengan nilai sangat baik dan peringkat pertama.
Beliau bekerja sebagai asisten profesor di Departemen Studi Peradilan di Fakultas Studi Peradilan dan Hukum di Universitas Umm Al-Qura. Beliau juga menjabat sebagai wakil dekan di Fakultas Pascasarjana dan Penelitian Ilmiah.
Syekh Al-Muaiqli pernah menjadi imam dan khatib di Masjid Al-Saadi di lingkungan Al-Awali, Mekkah. Beliau ditugaskan untuk memimpin shalat di Masjid Nabawi di Madinah selama bulan Ramadhan pada tahun 1426 dan 1427 H. Kemudian beliau ditugaskan untuk memimpin shalat Tarawih dan Tahajjud di Masjidil Haram di Mekkah selama bulan Ramadhan pada tahun 1428.
Syekh Al-Muaiqli, dengan suara merdunya, kemudian ditunjuk sebagai imam Masjidil Haram pada tahun tersebut dan sejak saat itu, ia telah menjadi imam hingga saat ini. Beliau dianggap sebagai salah satu pembaca Al-Qur’an atau qari paling terkenal di dunia Islam.*