Hidayatullah.com– Serikat pekerja terbesar di antara beberapa organisasi buruh yang menaungi karyawan Samsung Electronics mengumumkan akan menggelar aksi mogok, yang pertama dalam 55 tahun sejarah perusahaan Korea Selatan itu. Namun, langkah itu justru dipertanyakan sejawatnya.
Menyusul gagalnya negosiasi dengan pihak manajemen Samsung Electronics pada hari sebelumnya, Nationwide Samsung Electronics Union (NSEU) mengeluarkan ancaman yang mengatakan bahwa 28.000 anggotanya secara serentak akan mengunakan cuti tahunan berbayar mereka pada 7 Juni, sebagai langkah awal aksi mogok mereka, lansir Korea Times Rabu (29/5/2024).
“Kami mengumumkan mogok karena sikap pihak manajemen yang mengabaikan para pekerjanya,” kata NSEU.
Menyusul pengumuman serikat pekerja itu, harga saham Samsung Electronics turun 3,09 persen dari sesi sebelumnya dan ditutup hari Rabu dengan harga 75.200 won ($55).
Tanggal aksi yang direncanakan adalah 7 Juni hari Jumat, sehari setelah libur nasional Memorial Day 6 Juni. Pada hari itu kebanyakan perusahaan raksasa di Korea Selatan justru mendorong pekerjanya untuk mengambil cuti tahunan supaya memgurangi beban kompensasi.
Oleh karena itu, sebagian pekerja Samsung Electronics mempertanyakan keefektifan aksi tersebut.
“Itu mungkin tampak seperti aksi pasif walkout, tetapi kita mengambil langkah bertahap satu per satu,” kata seorang jubir NSEU memberikan alasan. “(Selanjutnya) mungkin kami akan melakukan mogok massal.”
Serikat pekerja lain di Samsung justru mempertanyakan maksud dan tujuan aksi NSEU itu Mereka menduga aksi itu sekedar alasan yang dipakai NSEU untuk berpindah naungan ke Korean Confederation of Trade Unions (KCTU) dari Federation of Korean Trade Unions (FKTU). Di antara dua payung organisasi buruh itu, KCTU dianggap lebih militan dan politis dibandingkan FKTU.
“Tujuan dari aksi mogok itu tidak jelas, tampaknya supaya bisa pindah ke KCTU, dan bukannya untuk memperbaiki kondisi kerja,” kata Samsung Group United Union (SGUU), salah satu serikat pekerja yang ada di Samsung.
Meskipun NSEU bernaung di bawah FKTU, 200 anggota KCTU diundang untuk menghadiri aksi massal yang mirip konser yang digelar NSEU hari Jumat lalu, yang menghadirkan beberapa penghibur. Sebagian karyawan justru kesal karena iuran keanggotaan mereka justru dipakai untuk mendatangkan para penyanyi.
Hari Selasa, SGUU juga mengkritik NSEU karena dianggap merusak citra merk Samsung dan mencemari nama serikat-serikat pekerja lain.
NSEU seharusnya lebih fokus untuk memperjuangkan kenaikan gaji karyawan, kata SGUU.
Pada bulan Maret, Samsung Electronics memutuskan untuk menaikkan gaji tahun ini 5,1 persen, hampir dua kali lipat dari rata-rata kenaikan harga barang konsumsi.
Pada 2023, Samsung Electronics mengalami kerugian operasional 15 triliun won di divisi bisnis semikonduktornya.
Guna mengatasi krisis itu, pekan lalu Samsung mengganti bos kepala bisnis semikonduktornya. Samsung juga meminta para eksekutifnya bekerja enam hari sepekan dan terbang di kelas ekonomi ketika melakukan kunjungan kerja.*