Hidayatullah.com – Seorang aktivis anti-perang dilaporkan melakukan aksi bakar diri sebagai protes terhadap keterlibatan Amerika Serikat (AS) dalam perang genosida ‘Israel’ di Gaza, Palestina.
Menurut TRT World pada Sabtu (14/09/2024), aksi bakar diri Matt Nelson tidak mendapat pemberitaan luas dari media AS. Belum diketahui nasib Nelson usai membakar dirinya.
Sebelumnya, sebelum melakukan aksi ekstrem tersebut, sebuah video muncul di YouTube di mana Nelson mengutuk pemerintahan Biden atas dukungan material dan politiknya terhadap pengepungan dan pembantaian brutal ‘Israel’ di Gaza.
“Nama saya Matt Nelson dan saya akan melakukan aksi protes yang ekstrem,” katanya dalam video tersebut.
“Protes yang akan saya lakukan adalah sebuah seruan kepada pemerintah kita untuk berhenti memasok Israel dengan uang dan senjata yang digunakannya untuk memenjarakan dan membunuh orang-orang Palestina yang tidak bersalah, untuk menekan Israel agar mengakhiri genosida di Gaza, dan untuk mendukung dakwaan ICC terhadap Benjamin Netanyahu dan anggota pemerintah Israel lainnya,” katanya.
Nelson mengecam pemerintah AS yang mengklaim sebagai bangsa terhebat dalam sejarah namun menghabiskan uang lebih banyak untuk membeli senjata daripada mendidik anak-anak.
Di akhir video, ia menyerukan kepada mereka yang “berpikiran sama” untuk mendesak anggota Kongres AS agar bertindak sesuai dengan tujuan aksi protesnya.
“Demokrasi seharusnya melayani kehendak rakyat, bukan kepentingan orang kaya,” imbuhnya.
Dia menyimpulkan video tersebut dengan pesan singkat: “Ambil kembali kekuasaan [dan] bebaskan Palestina.”
TRT World telah menghubungi biro hubungan media Departemen Kepolisian Boston, namun sejauh ini belum ada komentar.
Pesan terakhir pelaku bakar diri: ‘Bebaskan Palestina’
Kasus Nelson adalah kasus bakar diri warga AS ketiga di luar konsulat ‘Israel’ sebagai bentuk protes genosida dan keterlibatan pemerintah Biden yang dilaporkan sejak 7 Oktober.
Pada bulan Desember 2023, seorang pengunjuk rasa yang tidak dikenal membakar dirinya sendiri di luar Konsulat Israel di Atlanta. Para pejabat yang tiba di lokasi menyebutnya sebagai “tindakan protes politik yang ekstrem”. Sebuah bendera Palestina ditemukan di dekat lokasi aksi bakar diri tersebut.
Pada tanggal 25 Februari tahun ini, Aaron Bushnell, seorang anggota Angkatan Udara AS yang masih aktif, membakar diri di depan Kedutaan Besar ‘Israel’ di Washington, DC. Dia meninggal karena luka-lukanya setelah dibawa ke rumah sakit; sampai dia tidak mampu lagi, dia berulang kali berteriak, “Bebaskan Palestina.”
Genosida Israel di Gaza
Penjajah ‘Israel’ telah membunuh lebih dari 41.000 warga Palestina dan melukai hampir 100.000 orang lainnya dalam hampir 11 bulan perang.
Namun, para ahli dan beberapa penelitian mengatakan bahwa jumlah ini hanyalah puncak gunung es dan jumlah korban jiwa Palestina yang sebenarnya bisa mencapai 200.000 orang atau lebih.
Sekitar 10.000 warga Palestina dikhawatirkan terkubur di bawah reruntuhan rumah mereka yang dibom. 10.000 lainnya telah diculik oleh ‘Israel’ dan dimasukkan ke dalam penjara-penjara Israel dan ruang-ruang penyiksaan.
Pemboman Zionis ‘Israel’ telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza dan membuat hampir 2,4 juta penduduknya mengungsi. Penjajah ‘Israel’ dituduh melakukan genosida di Gaza oleh Mahkamah Internasional, sementara jaksa penuntut di Mahkamah Pidana Internasional sedang mencari surat perintah penangkapan untuk para pemimpin ekstremis Israel, termasuk Benjamin Netanyahu.*