Hidayatullah.com – Turki menolak permintaan presiden ‘Israel’ Isaac Herzog untuk menggunakan wilayah udaranya dalam penerbangan menuju konferensi perubahan iklim COP29 di Baku, Azerbaijan.
Melansir TRT World pada Senin (18/11/2024), Turki mengonfirmasi bahwa ‘Israel’ mengajukan permintaan agar pesawat presiden Herzog melintasi wilayah udara Turki dalam perjalanannya menuju Konferensi Perubahan Iklim PBB ke-29. Namun, pihak berwenang Turki menolak permintaannya.
Pada Sabtu, Herzog kemudian dilaporkan membatalkan kehadirannya dalam konferensi tersebut, dengan alasan “masalah keamanan”, menurut kantor kepresidenan ‘Israel’.
Hubungan antara Turki dan ‘Israel’ memburuk sejak dimulainya serangan genosida di Gaza menyusul aksi perlawanan besar-besaran kelompok perlawanan Palestina Hamas pada Oktober 2023.
Pekan lalu, Turki menghentikan semua hubungan dengan ‘Israel’ dan tidak akan mengembangkan hubungan tersebut.
“Pemerintah Republik Turki, di bawah kepemimpinan Tayyip Erdogan, tidak akan melanjutkan atau mengembangkan hubungan dengan Israel,” kata Erdogan, melansir Middle East Eye pada Rabu (13/11/2024).
“Kami, sebagai Republik Turki dan pemerintahnya, saat ini telah memutuskan semua hubungan dengan Israel,” imbuh presiden berusia 70 tahun itu.
Perang genosida ‘Israel’ di Gaza telah menewaskan hampir 43.800 orang dan membuat daerah kantong tersebut hampir tidak dapat dihuni.
Sekitar 90 persen dari populasi wilayah tersebut telah meninggalkan rumah mereka, dengan banyak yang mengungsi beberapa kali.
Serangan penjajah ‘Israel’ juga telah merusak atau menghancurkan sekitar dua pertiga rumah dan bangunan lain di Gaza, menurut penilaian PBB.
‘Israel’ juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas tindakannya di daerah kantong yang diblokade tersebut.*