Hidayatullah.com—Dalam sebuah keputusan mengejutkan, sebanyak 10 masjid ditutup di Uttar Pradesh, India, berbarengan perayaan Holi di agama Hindu yang jatuh bertepatan hari Jumat kedua bulan suci Ramadhan.
Beberapa masjid di Uttar Pradesh dan Delhi memutuskan untuk menyesuaikan waktu shalat Jumat untuk mengakomodasi saling melempar bubuk warna-warni di agama Hindu ini akan berlangsung pada hari Jumat, 14 Maret.
Keputusan pemerintah ini dilakukan di sepanjang jalur prosesi tersebut. Pihak berwenang tetap waspada maksimal, guna mewaspadai kekerasan komunal.
Penyesuaian Sholat Jumat
Beberapa masjid di Uttar Pradesh dan Delhi telah memutuskan untuk menyesuaikan waktu shalat Jumat.
“Holi dan Jumat kedua bulan Ramadhan jatuh pada tanggal 14 Maret. Terkait hal ini, Islamic Centre of India telah memperpanjang waktu shalat. Begitu pula, saudara-saudara Hindu kita telah mengubah waktu prosesi Holi,” kata Maulana Khalid Rasheed Firangi Mahali, kepala ulama Lucknow Eidgah, kepada ANI.
Di Ayodhya, shalat Jumat di semua masjid akan dilaksanakan setelah pukul 14.00 karena perayaan Holi.
Ulama kepala Ayodhya Mohammad Haneef mengumumkan pada tanggal 12 Maret bahwa shalat Jumat, yang jatuh pada hari Jumat kedua bulan Rmadhan, akan dijadwal ulang.
Berbicara kepada kantor berita PTI , Mohammad Haneef, yang juga memimpin masjid pusat Ayodhya, Masjid Sarai, mengonfirmasi bahwa waktu shalat Jumat telah diubah untuk Holi.
“Mengingat waktu perayaan Holi, kami telah memerintahkan semua masjid untuk melaksanakan shalat Jumat setelah pukul 14.00 karena waktu shalat Jumat masih dibuka hingga pukul 16.30,” katanya.
Ia juga menghimbau masyarakat Muslim untuk bersabar dan bersikap baik selama perayaan Holi, serta menyarankan mereka untuk menanggapi dengan senyuman dan mengucapkan “Holi Mubarak” jika ada yang mewarnai mereka.
Jutaan umat Hindu akan ikut ambil bagian dalam perayaan tradisional di India, tetapi juga Nepal, dimaana mereka saling melempar bubuk warna-warni untuk menandai berakhirnya musim dingin dan kemenangan kebaikan atas kejahatan.
Namun, tahun ini hari suci tersebut jatuh pada hari Jumat selama Rmadhan, bulan suci puasa dan shalat umat Islam, sebuah kebetulan yang belum pernah terjadi selama bertahun-tahun.
Pernyataan terbaru dari para pemimpin pemerintah dan pejabat dari Partai Bharatiya Janata (BJP), yang menyerukan umat Islam untuk tinggal di rumah jika mereka merasa terganggu oleh warna-warna tersebut, telah menyulut amarah.
Pada saat yang sama, beberapa pejabat telah mengusulkan untuk menutupi tempat-tempat ibadah Islam dengan terpal khusus.
Untuk menghindari konfrontasi, para pemimpin Islam terkemuka di negara bagian utara tersebut memindahkan waktu shalat Jumat hingga pukul 2 siang.
Dalam sebuah pertemuan dengan pers yang difokuskan pada persiapan untuk hari raya tersebut, Kepala Polisi Sambhal Shrish Chandra mengatakan bahwa keputusan tersebut dibuat untuk menjaga keharmonisan agama dan memudahkan kedua komunitas untuk merayakan hari raya mereka masing-masing dengan sukacita dan keceriaan.
Petugas polisi tersebut mengonfirmasi bahwa sebuah kesepakatan telah dicapai untuk mengubah shalat Jumat dan prosesi “Chaupai”, sehingga kedua acara sensitif tersebut tidak tumpang tindih.
Sebanyak sepuluh masjid telah diidentifikasi yang termasuk dalam rute yang diusulkan untuk prosesi Chaupai. Semuanya akan ditutup untuk mencegah gangguan atau ketegangan antara kedua komunitas, katanya.
Masjid yang terlibat adalah Masjid Shahi Jama, Masjid Ladania Wali, Masjid Thaane Wali, Masjid Ek Raat, Masjid Gurdwara Road, Masjid Gol, Masjid Khajoor Wali, Masjid Anaar Wali, dan Masjid Gol Dukaan Wali.
Sebuah pertemuan juga diadakan baru-baru ini di kantor polisi Sambhal untuk mempromosikan perdamaian dan dialog, di mana para pemimpin agama membahas cara-cara untuk mencegah insiden.
Anand Mathew, anggota Indian Missionary Society (IMS) di Varanasi, menjelaskan bahwa komunitas Muslim saat ini hidup “dalam ketakutan”.
“Di Varanasi ada beberapa serangan fisik terhadap komunitas Muslim. Sekitar 14 pemuda Muslim telah ditangkap dan berada di penjara; beberapa di antara mereka masih di bawah umur dan berada di rumah tahanan anak,” katanya, menambahkan, semua ini berdasarkan pada “tuduhan palsu.
“Organisasi Hindu dan polisi tampaknya saling terkait, memainkan kartu komunal,” tuduh dia.
Mengingat situasi tersebut, “Kemarin saya membawa delegasi Forum Warga untuk menemui asisten komisaris polisi, memintanya untuk memastikan ketidakberpihakan kepolisian. Ada empat kasus penyerangan dan penangkapan serius di komunitas Muslim dalam satu bulan terakhirm,” ujarnya dikutip Asianews.*