Hidayatullah.com– Perundingan antara Iran dan Amerika Serikat perihal progran nuklir Iran sudah dimulai di Muscat, ibu kota Oman.
Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan kepada stasiun televisi pemerintah Iran bahwa negaranya menginginkan kesepakatan yang adil.
Presiden Donald Trump pada tahun 2018 menarik Amerika Serikat keluar dari perjanjian nuklir yang disepakati antara Iran dan negara-negara besar dunia yang dibuat pada era Obama, dan sejak lama mengatakan bahwa dia akan membuat kesepakatan yang “lebih baik”. Sampai saat ini Iran telah menolak untuk menegosiasikan ulang kesepakatan itu.
Tidak jelas apakah kedua pihak akan duduk dalam satu ruangan, tetapi pertemuan di Oman itu dipandang penting untuk membuat kerangka negosiasi, lansir BBC Sabtu (12/4/2025).
Araghchi berulang kali menegaskan bahwa perundingan tidak langsung merupakan yang terbaik untuk saat ini.
Utusan khusus Presiden Trump, Steve Witkoff, yang memimpin delegasi Amerika Serikat, mengatakan hanya menginginkan pertemuan langsung fan menegaskan pesan Trump bahwa Iran tidak bisa dibiarkan memiliki senjata nuklir.
Iran berharap kesepakatan yang akan membatasi program nuklirnya, bukan melucutinya, sebagai imbalan untuk pelonggaran sanksi.
“Kami mengharapkan kesepakatan yang adil dan terhormat yang dihasilkan dari perundingan pada posisi yang setara. Apabila pihak lain juga berangkat dari posisi yang sama, maka diharapkan akan tercipta kesepahaman awal yang akan membuka peluang menuju negosiasi-negosiasi selanjutnya,” kata Araghchi.
Dia menambahkan bahwa delegasinya akan terdiri dari para pakar yang memiliki pengetahuan di bidang itu dan yang sudah memiliki pengalaman dalam negosiasi masalah ini (nuklir).
Trump bulan lalu mengirimkan surat yang ditujukan kepada pemimpin tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei lewat Uni Emirat Arab, yang mengatakan bahwa dia menginginkan kesepakatan yang menghalangi Iran untuk memiliki senjata nuklir dan menghindari kemungkinan serangan oleh AS dan Israel terhadap Iran.
Trump mengungkap perihal rencana pertemuan di Oman pada hari Senin ketika PM Benjamin Netanyahu berkunjung ke Gedung Putih.Pada hari Selasa, Netanyahu bahwa Israel dan AS sepakat bahwa Iran tidak boleh dibiarkan untuk memiliki senjata nuklir.
Trump sebelum ini berulang-ulang mengatakan bahwa AS akan menggunakan kekuatan militer apabila tidak ada kesepakatan yang dicapai, sementara Iran menegaskan bahwa pihaknya tidak bersedia berunding sementara dalam tekanan.
Trump mengatakan kepada awak media di Oval Office pada hari Senin (7/4/2025) bahwa pertemuan akhir pekan ini di Oman akan “sangat besar”, serta memperingatkan bahwa akan buruk akibatnya bagi Iran apabila perundingan itu tidak membuahkan hasil.
Iran bersikukuh mengatakan bahwa program nuklirnya seluruhnya bukan untuk mengembangkan senjata nuklir.*