Hidayatullah.com– Pimpinan junta Myanmar membebaskan 4.893 narapidana dalam rangka tahun baru tradisional Thingyan, lapor media pemerintah MRTV hari Kamis (17/4/2025).
Jenderal Senior Min Aung Hlaing, kepala dewan penguasa militer memberikan pengampunan kepada 4.893 narapidana, lapor MRTV.
Tiga belas orang asing juga akan dibebaskan dan dideportasi dari Myanmar, menurut rilis pernyataan terpisah, seperti dilansir Associated Press.Para napi lainnya mendapatkan pengurangan masa hukuman, kecuali terpidana kasus serius seperti pemerkosaan, atau napi kasus berkaitan dengan keamanan negara.
Apabila napi yang dibebaskan melakukan tindak pidana lagi, maka mereka harus menjalani sisa masa hukuman yang dihapus ditambah dengan hukuman baru. Demikian menurut ketentuan dan syarat pembebasan. Pembebasan berlaku bagi narapidana yang dikurung di seluruh penjara yang ada di Myanmar.
Amnesti massal bagi narapidana berkaitan perayaan tradisional seperti ini sudah biasa dilakukan di Myanmar.
Puluhan kerabat dan teman napi, hari Kamis dini hari sudah berkumpul di luar gerbang utama penjara Insein, yang terletak di pinggiran utara kota Yangoon, kota terbesar dan bekas ibu kota Myanmar. Tidak ada informasi berapa banyak narapidana yang akan dikeluarkan dari Insein.
Perayaan tahun baru tradisional Thingyan tahun ini tidak semeriah tahun-tahun sebelumnya, karena negara itu masih berduka disebabkan gempa besar 7,7 magnitudo yang berpusat di Mandalay pada 28 Maret dan menewaskan sedikitnya 3.725 orang dan merobohkan dan merusak banyak bangunan dan infrastruktur.
Dalam pidatonya hari Kamis menyambut Thingyan, Min Aung Hlaing mengatakan pemerintah akan melakukan rekonstruksi dan rehabilitasi di daerah-daerah terdampak gempa sesegera mungkin.*