Hidayatullah.com– Organisasi di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa yang bertugas menanggulangi HIV/AIDS akan mengurangi lebih dari setengah pekerjanya dan akan memindahkan banyak posnya ke lokasi yang lebih murah, akibat penurunan drastis pendanaan yang diterimanya dari para donor yang biasanya menyumbang di Amerika Serikat, Asia dan Eropa.
Restrukturisasi tersebut mengikuti rekomendasi panel independen yang menyerukan “perampingan” sekretariatnya di Jenewa sambil terus “memprioritaskan fungsi-fungsi yang paling penting”.
Para pekerja diberitahu pada hari Selasa (6/5/2025) bahwa jumlah mereka akan dikurangi menjadi sekitar 280-300 dari sekitar 600 saat ini.
Para pejabat UNAIDS sedang mempertimbangkan rencana untuk memindahkan banyak kantor ke lokasi yang lebih murah di mana UNAIDS sudah memiliki kantor seperti di Bonn, Jerman; Nairobi, Kenya; atau Johannesburg, Afrika Selatan.
UNAIDS akan mempertahankan kehadirannya di 36 negara, kata juru bicara organisasi itu Charlotte Sector, seperti dilansir Associated Press.
UNAIDS dibentuk pada tahun 1996, utamanya untuk mengatasi keterbatasan penanggulangan HIV global oleh badan kesehatan PBB lain, yaitu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang sampai sekarang secara parsial masih ikut mendanai.
Menurut situs webnya, dukungan dari Amerika Serikat mencakup lebih dari 40 persen pendanaan aktivitas inti dan non-inti UNAIDS yang totalnya sekitar $214 juta pada tahun 2023, menurut data terbaru yang dicantumkan.
Negara pemberi donasi terbanyak lainnya termasuk Belanda, Swedia, Swiss dan Inggris.
Pemotongan dana secara drastis dan tiba-tiba oleh pemerintah AS pimpinan Presiden Donald Trump kemungkinan menjadi pukulan terbesar yang menghantam upaya penanggulangan HIV global.
Pada bulan Februari, menanggapi pemotongan dana AS, UNAIDS Executive Director Winnie Byanyima mengatakan infeksi HIV berisiko melonjak lebih dari 6 kali pada 2029 jika dukungan AS untuk program AIDS terbesar dihentikan.
UNAIDS sebelumnya memperingatkan bahwa jika dukungan terhadap upaya penanggulangan HIV tidak segera dipulihkan, lebih dari enam juta orang bisa meninggal dalam empat tahun ke depan, dan tambahan 2.000 orang per hari jumlah orang yang terinfeksi HIV.*