Hidayatullah.com – Lebih dari 70 mantan kontestan Eurovision menandatangani surat terbuka yang menuntut agar ‘Israel’ dan lembaga penyiaran nasionalnya KAN untuk dilarang mengikuti kontes musik tahun ini.
Kehadiran entitas zionis ‘Israel’ di Eurovision, yang akan mulai pada pekan depan, sudah menjadi isu panas mengingat genosida mereka di Gaza.
Kini, sebuah surat terbuka yang ditujukan kepada European Broadcasting Union (EBU) telah ditandatangani bersama oleh 72 musisi, penulis lagu, dan kontestan Eurovision.
Mereka mendesak penyelenggara kontes untuk melarang ‘Israel’ dan lembaga penyiarannya atas “genosida terhadap warga Palestina di Gaza serta rezim apartheid dan pendudukan militer selama puluhan tahun terhadap seluruh rakyat Palestina.”
“Kami para mantan peserta Eurovision yang bertanda tangan di bawah ini, mendesak semua anggota Uni Penyiaran Eropa (EBU) untuk menuntut dikeluarkannya KAN, lembaga penyiaran publik Israel dari Kontes Lagu Eurovision,” bunyi pernyataan bersama mereka dikutip dari Middle East Eye pada Selasa (06/05/2025).
Salah satu penandatangan surat tersebut, Bambie Thug, yang berpartisipasi dalam Eurovision tahun lalu, mengatakan KAN “menghasut kekerasan terhadap saya, dua kali, tiga kali.” Pemenang Eurovision Irlandia tahun 1994, Charlie McGettigan, penyanyi Portugis Fernando Tordo, dan penyanyi Inggris tahun 2023 Mae Muller juga menandatangani surat tersebut.
“Dengan terus mendukung representasi negara Israel, EBU menormalisasi dan menutupi kejahatannya,” tulis para penandatangan surat tersebut.
Selain Bambie Thug, surat terbuka itu juga ditandatangi sejumlah mantan juara Eurovision seperti Charlie McGettigan, Salvador Sobral, dan Fernando Tordo, serta penyanyi Inggris Mae Muller, penyanyi Prancis La Zarra, mantan perwakilan Turki Hadise Açıkgöz, dan pesaing tahun lalu Ásdís María dan GÅTE.
Lebih dari 56.000 orang telah menandatangani petisi serupa yang menyerukan larangan ‘Israel’ mulai tahun itu, sementara di tempat lain, Asosiasi Komposer dan Penulis Lirik Islandia dan 1.400 profesional industri di seluruh Eropa juga menyerukan agar keikutsertaan ‘Israel’ di Eurovision ditangguhkan.*