Hidayatullah.com– Mahkamah Agung Argentina menolak banding yang diajukan bekas presiden Cristina Fernández (2007-2015) dan mengukuhkan vonis pidana korupsi yang dijatuhkan oleh pengadilan di bawahnya.
Tiga hakim agung Argentina secara bulat mengukuhkan hukuman enam tahun penjara dan diskualifikasi dari jabatan publik seumur hidup atas dakwaan penyalahgunaan kekuasaan dalam pemberian kontrak pembuatan jalan, yang diputuskan pengadilan pada tahun 2022.
Dengan demikian, Fernández dapat ditahan dalam beberapa jam atau hari setelah putusan MA tersebut untuk memulai masa hukumannya, lansir kantor berita EFE Rabu (11/6/2025).
Tim pembela Fernandez dapat meminta hakim untuk memberikan status tahanan rumah kepada mantan presiden tersebut, karena usianya yang menginjak 72 tahun pada bulan Februari.
Putusan Mahkamah Agung itu dibuat delapan hari setelah Fernandez mengumumkan pencalonannya sebagai anggota dewan dalam pemilihan legislatif Provinsi Buenos Aires, yang dijadwalkan akan digelar pada bulan September.
Oleh karena keputusan MA dibuat sebelum batas akhir pendaftaran resmi untuk pemilu 19 Juli 2025, mantan presiden itu sekarang didiskualifikasi dari pencalonan.
Pada hari Selasa (10/6/2025), Presiden Argentina Javier Milei menyambut baik keputusan Mahkamah Agung itu dengan mengatakan bahwa “keadilan telah ditegakkan.”
Fernandez dipidana dalam kasus yang dikenal sebagai “Vialidad,” kasus penyimpangan dalam pemberian 51 kontrak pembuatan jalan di Santa Cruz kepada perusahaan milik pengusaha Lázaro Báez selama masa pemerintahan presiden Néstor Kirchner (2003–2007) dan Cristina Fernández.
Dia dihukum karena melakukan penipuan administrasi pada tahun 2022, tetapi tidak ditangkap karena masih memiliki hak istimewa sebagai wakil presiden dan kasusnya masih dalam proses peninjauan oleh Federal Court of Criminal Cassation Chamber, pengadilan pidana tertinggi di Argentina.
Sekarang Mahkamah Agung telah menyatakan untuk mengukuhkan putusan pengadilan tahun 2022.*