Hidayatullah.com– Dihadiri seluruh kader dan jamaah Hidayatullah se Sumatra Riau, Sumatra barat, Sumatra utara,Sumatra selatan, hari Sabtu (07/04/ 2012) Hidayatullah mengadakan acara silaturrahmi dan dialog pencerahan dengan tema ”Transformasi Manhaj Organisasi, Konsolidasi dan Penajaman Komando Kepemimpinan Hidayatullah Menuju Terwujudnya Peradaban Islam.”
Dalam acara yang menghadirkan, Pimpinan Umum Hidayatullah KH Abdurrahman Muhammad ini menyampaikan beberapa pesan penting.
Ustad Abdurrahman Muhammad, demikian ia akrap di sapa menjelaskan bahwa manusia adalah orang-orang yang diberikan amanah sebagai bentuk perpanjangan tangan Allah Subhanahu Wata’ala untuk menyampaikan kebenaran.
“Hanya dengan Qur’an, iman, Islam maka kamu akan selalu mulia di hadapan manusai dan di hadapan Allah,” ujarnya.
Menurutnya, manusai selalu dibuat ragu oleh akal, tapi kalo manusia berquran maka dia tidak akan pernah ragu dalam berjuang, hal ini dapat diperoleh dengan kekuata tauhid (keyakinan). Orang beriman itu telah dijamin oleh Allah, di karenakan kekuatan tauhid yang dimemiliki oleh orang beriman.
Ia juga menjelaskan, manusia di akhir zaman ini harus di cerahkan dengan keilmuan yang memadai. Dan budaya keilmuan itu harus dicari dan pencarian ini hanya ada 2 cara. Pertama banyak membaca dan yang kedua adalah menulis untuk mendapatkan ilmu.
“Itulah mengapa manusia itu mencari guru, dan guru Nabi Muhammad adalah Jibril. Budaya keilmuan ini harus terus menerus dari generasi kegenerasi. Dan juru tulis Nabi adalah para sahabat.”
Para Imam dikenal memiliki keteguhan dan kegigihan dalam mencri ilmu. Sejak usia muda mereka sudah menghabiskan umurnya dengan mencari ilmu.
Kemulian yang diberikan kepada Allah, menurutnya sangat bervariasi. Ada yang di berikan kemulian melalui kesusahan dengan beban yang berat sehingga dia mampu melaluinya dengan penuh dengan kesabran.
Maka disinilah kelihatan eksistensi keimananya, dia mampuh melewai semuanya dengan penuh keikhlasan, keimanan dan kecintaan kepada Allah. Kunci dari kemulian manusia itu adalah keimanan dan ketakwaan.
“Bersukurlah kita karena kita berjuang di jalan Allah apapun keadaan dan kondisinya maka kita harus siap untukk menerima segala konsekwensi perjuangan dakwah ini.” */Darmansyah