Hidayatullah.com–Fungsi air sangatlah vital bagi kehidupan. Terlebih lagi bagi kaum muslimin. Hampir di semua kitab fiqih selalu didahului dengan bab thaharah (bersuci). Nah, air menjadi unsur utama dalam thaharah bagi umat Islam. Hanya saja, bila musim kemarau tengah melanda seperti ini, cukup merepotkan kaum Muslim di wilayah Tengger, Jawa Timur.
Salah satu usaha memperlancar dakwah, YDSF Surabaya ikut ambil bagian. Pada kurun 2012 ini, sudah ada tiga proyek air bersih yang telah dibangun YDSF yaitu: Di antaranya; instalasi air bersih di Masjid Al Hasan Dusun Darungan, Desa Kalirejo, Kec. Kalipare, Kab. Malang, instalasi air bersih di Masjid Al Ikhsan Dusun Jetak, Desa Podokoyo, Kec. Tosari, Kab. Pasuruan, instalasi air bersih di Dukuh Banyu Urip, Desa Ngadipuro, Kec. Wonotirto, Kab. Blitar.
Basis Muallaf
Salah satu proyek air bersih YDSF yang telah dirasakan warga adalah proyek di Dusun Jetak. Lokasi instalasi air bersih dipusatkan di Masjid Al Ikhsan Dusun Jetak. Selain untuk mendekatkan warga muslim dengan masjid, instalasi ini dibuat untuk memperkuat basis umat Islam di Dusun Jetak. Ada sekitar 20 KK yang telah memeluk Islam yang mereka masih perlu bimbingan akidah Islam. Dari masjid-lah terpusat aktivitas persaudaraan dan tempat pembelajaran masyarakat muslim.
Namun, masjid ini saat ini masih perlu dukungan baik di bidang fisik maupun nonfisik. Sebelum ada proyek air bersih, tempat wudhu Masjid Al Ikhsan belumlah sempurna. Akibatnya tidak ada air untuk wudhu ditambah lagi tempat wudhu yang belum jadi.
Selain itu lantai masjid belum ada keramik. Belum lagi lokasi masjid yang tepat di bawah Jalan Dusun yang rawan terjadi longsor pada sandaran masjid di sisi selatan. Selama ini pengurus masjid tidak bisa mengajukan permohonan kepada aparat desa karena memang berlainan akidah.
1000 Batang Pipa
Menurut penuturan Efendi, pengurus Masjid Al Ikhsan, dulunya ada air mengikuti pipa desa hingga ke masjid. “Tapi sekarang sudah mati. Kalau untuk urusan masjid, di sini agak susah (mengurusnya),” ucapnya kepada Bambang Junaedi, kru tim survei YDSF Surabaya.
Kebetulan di Dusun Jetak ada seorang dai tugas dari Ponpes Sidogiri Pasuruan yang tergabung dalam Program Sinergi Dakwah YDSF.
“Kami baru tahu saat Bidang Dakwah YDSF melakukan supervisi ke sini (akhir 2010, Red.). Dari situlah kami berkenalan dengan pengurus masjid dan mereka kami minta untuk mengajukan permohonan ke YDSF,” kata Bambang.
Lantas pengurus masjid mengajukan proposal permohonan kepada YDSF pada Juni 2011. Selang sebulan, tim survei YDSF terjun ke lokasi. Dari kunjungan ini, didapatlah suatu kesimpulan bahwa ternyata ada sumber air yang jaraknya 4 km dari dusun.
“Sumber airnya telaga. Selain cukup jauh, medannya sangat curam dan berbukit. Untuk menyalurkan air ke masjid perlu 1.000 batang pipa air serta membuatkan tiga tandon air berupa cor semen. Satu tandon dekat sumber, 1 tandon transit, dan 1 tandon di masjid. Total dana yang dikucurkan untuk proyek ini mencapai Rp 50 juta,” ungkap Aries Munandar, salah satu tim survei. Dan tak kalah penting juga membuatkan tempat wudhu yang lebih layak.
Warga Non Muslim Menikmati
Menurut Guritno, Kadiv Pendayagunaan YDSF, setelah melalui diskusi maka Masjid Al Ikhsan perlu mendapat dukungan materil. Ada beberapa kriteria untuk membangun proyek air bersih ini.
“Misalnya proyek itu harus punya dampak sosial & dakwah yang luas. Selain itu pengurus dan warga setempat harus kompak dan berkomitmen merawat instalasi ini. Sehingga kemanfaatan dan amal jariyah para donatur YDSF benar-benar bisa optimal,” jelasnya.
Atas izin Allah, instalasi air ini rampung pada Juni 2012 lalu. “Alhamdulillah, masjid sudah ada air dengan baik. Tempat wudhunya juga sudah bagus. Proyeknya selesai tepat menjelang Ramadhan,” tutur Efendi. Ia juga menambahkan bahwa warga selain muslim juga bisa memanfaatkan air ini. “Setiap keluarga yang memanfaatkan air kami himbau berinfaq seikhlasnya demi perawatan air. Semoga ini jadi modal dakwah kami di tengah masyarakat,” pungkasnya.*/oki