Hidayatullah.com–Minggu-minggu ini, mahasiswa Indonesia yang sedang melanjutkan studi di malaysia khususnya yang ada di International Islamic University Malaysia (IIUM) membuktikan bahwa mereka tidak hanya bisa berteori dan adu argumentasi di ruang-ruang kelas dan ruang-ruang seminar, tapi lebih dari itu mereka sebagai agen perubahan juga bisa berkontribusi dalam ranah sosial. Hal ini dapat dibuktikan dengan kepedulian mereka untuk membantu saudara-saudara mereka yang sedang mengalami penderitaan baik yang ada di dalam negeri maupun yang ada di luar negeri.
Mereka baru-baru ini menyumbang dana untuk saudara-saudara seiman yang ada di Rohingya-burma. Kemudian dilanjutkan dengan penggalangan dana untuk Gaza yang di kawal langsung oleh pengurus PPI-IIUM bekerja sama dengan organisasi-organisasi indonesia yg ada di IIUM baik yg bersifat kedaerahan seperti PPSS, IKPM, PMRM, TARSA, dll. maupun yang bersifat keilmuan seperti ISFI, FOTAR, ISEFID, KMNU, ISSI dan lain sebagainya. Mereka menggalang dana mulai dari tempat-tempat seminar, posko-posko dan bahkan keluar dari lingkungan kampus IIUM dengan mendatangi masjid-masjid.
Dan tepatnya pada malam selasa 26 November 2012, mereka menyelenggarakan acara puncak dengan tema: “INDONESIA FOR GAZA: Solusi Terbaik Penyelesaian Konflik di Palestina”.
Dalam acara ini, mereka mengundang tiga panelis: panelis pertama yaitu Dr. Anis Malik Thoha. Di samping beliau sebagai dosen IIUM jurusan usuluddin dan comparative religion , beliau juga dianggap bisa mewakili suara dari Nahdlatul Ulama Cabang Malaysia (NUCIM).
Beliau fokus membahas akar sejarah pertikaian Israil-Palestina. Bagaimana kemudian Allah mengabadikan Bani Israil (Yahudi) sebagai bangsa yang istimewa (dengan syarat) selama mereka bisa memenuhi janji yang telah mereka buat.
Namun dalam sejarahnya, mereka selalu mengingkari janjinya hingga sampai hari ini. Beliau beranggapan bahwa konflik israil-Palestina adalah persoalan sejarah.
Panelis kedua adalah Dr. Sonny Zulhuda. Beliau disamping dosen IIUM jurusan law, juga di anggap bisa mewakili suara Muhammadiyah Cabang Malaysia.
Berhubung beliau spesialisasinya undang-undang internasional, beliau memotret konflik Israil-Palestina dari sudut pandang undang-undang internasional.
Dan yang terakhir adalah dari pimpinan Hizbut Tahrir Malaysia (HTM) yaitu ustadz Abdul Hakim Othman yang fokus kajiannya pada penyelesaian masalah yang ada di Palestina.
Kesimpulannya beliau adalah tidak ada lain solusinya kecuali umat Islam bersatu dan menghimbau untuk kembali kepada ajaran Islam yang hak dengan mengusung sistem khilafah.
Setelah acara seminar selesai, dilanjutkan dengan penyerahan penggalangan dana dari pihak PPI-IIUM kepada al-Aqsa Society untuk dikirimkan ke Palestina. Dan Alhamdulillah dana yang terkumpul hampir mencapai sepuluh ribu ringgit atau Rp 53 juta. Harapan kedepan, semoga teman-teman mahasiswa semakin peduli untuk membantu saudara-saudara mereka yang membutuhkan uluran tangan mereka.*/Kiriman A. Wafi Muhaimin, peneliti ISFI