Hidayatullah.com–Berkembang nya berbagai pemikiran Islam dengan masuknya beragam konsep dan pendekatan, menjadi persoalan serius yang meresahkan umat Islam dan perlu disikapi oleh para ulama.
Sebagai bagian dari memberi solusi terhadap persoalan umat, Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Program Kaderisasi Ulama (PKU) Universitas Darussalam Gontor, menyelenggarakan Seminar Nasional “Tantangan Pemikiran Islam Kontemporer”.
Kegiatan ilmiah ini diadakan di 7 kampus besar Yogyakarta, Ahad- Senin, 22-23 Februari 2015.
Kampus yang menjadi tempat penyelenggaraan adalah: Universitas Gadjah Mada (UGM), UIN Sunan Kalijaga, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Islam Indonesia (UII), Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dan Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah (PUTM).
“Roadshow seminar ini menghadirkan 20 lulusan Program Kaderisasi Ulama Gontor yang telah digembleng selama 6 bulan di Universitas Darussalam Gontor untuk mendalami pemikiran Islam Kontemporer, ” ujar Ridwan Hamidi, Lc, MPI, Ketua MIUMI DIY.
Program ini diasuh langsung oleh para ulama dan intelektual, diantaranya: Dr. K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A, Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, M.Phil, Dr.Adian Husaini, M.A, Dr.Adnin Armas, M.A dan Dr. Dihyatun Masons.
Menurut Ridwan, Program Kaderisasi Ulama ini sangat relevan dengan berbagai persoalan yang dihadapi umat.
Saat ini para ulama berhadapan dengan tantangan dakwah berupa gerakan kristenisasi, gerakan aliran kepercayaan dan kebatinan, gelombang budaya Barat yang berupa hedonisme, materialisme, kapitalisme dan sebagainya yang menjauhkan umat dari agama.
Di kalangan orang awam orientasi pada kesenangan (hedonisme) dan pencarian materi (materialisme) lebih dominan ketimbang orientasi keagamaan.
Sedangkan di kalangan masyarakat terpelajar muncul tren pemikiran yang mengadopsi konsep-konsep, pendekatan dan metodologi Barat, seperti liberalisme, sekulerisme, pluralisme agama, relativisme, nihilisme dan lain lain.
Tren ini kemudian mempengaruhi metodologi cendekiawan Muslim dalam memahami Ilmu-ilmu tradisional seperti Ulum al-Qur’an, ilmu Hadith, Fiqih dan Usul Fiqih dsb dan pada gilirannya timbullah penafsiran-penafsiran baru ajaran Islam yang asing bagi para ulama.
Acara yang berlangsung dua hari di 7 kampus tersebut juga menghadirkan para Keynote Speakers, yaitu Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, M.Phil. (Direktur Utama INSISTS), Dr. Dihyatun Masqon (Ketua Program PKU Gontor, Ridwan Hamidi Lc, MPI (Ketua MIUMI DIY) dan para Pengurus MIUMI DIY lainnya.
Seminar yang tersebar di berbagai kampus ternama di Yogyakarta itu berlangsung meriah. Para dosen, mahasiswa, peneliti, da’i, intelektual muda dan masyarakat umum tampak antusias menyimak dan terlibat aktif dalam diskusi.
Sebanyak 20 topik pemikiran Islam Kontemporer dibahas secara detail dan komprehensif, diantaranya persoalan ‘konsep kebenaran dalam pluralisme’, “Ta’wil Versus Heurmenitika’, ‘Pandangan Syiah terhadap Sahabat’, ‘Analisis Kritis Studi Hadist Kaum Feminis’, ‘Konsep Ikhtilaf dalam Islam’, ‘Konsep Islam dalam Science’, dan masih banyak lagi.
Semuanya memberikan pencerahan kepada umat Islam agar kembali menggiatkan tradisi keilmuan dan pemikiran Islam yang benar-benar bisa dipertanggungjawabkan secara syar’i dan memenuhi kaidah ilmiah.*/Subhan (DIY)