Hidayatullah.com–Ada perubahan yang sangat terstruktur dari masa-masa jahiliyyah kepada Islam. Bukan sekadar seseorang yang tadinya suka mabuk, menjadi tidak mabuk.
Perubahan utama yang Rasulullah Shallalhu ‘Alaihi Wassallam adalah sistem nilai masyarakat, berdasarkan persoalan hidup manusia dalam kehidupannya, tambahnya.
Demikian penjelasan Asep Sobari, Lc., founder Sirah Community Indonesia (SCI) saat Studium General dan Pembukaan Sekolah Pemikiran Islam (SPI) #IndonesiaTanpaJIL Angkatan Kedua bertema “Buah Dakwah Rasulullah: Transisi Masyarakat Jahiliyah Kepada Islam”.
Dalam acara yang diselenggarakan di Aula Rabbani, lantai 5, Jalan Pemuda No.1, Rawamangun, hari Ahad, 1 Maret 2015 ini,
Asep menjelaskan soal pertentangan antara pemikiran jahiliyyah dengan Islam ini.
“Di antaranya adalah jahiliyyah versus fikrah risalah, konstruksi kehidupan yang dibangun dengan landasan dan sistem nilai yang bertentangan dengan petunjuk wahyu, sektarian dan parisal dalam pemikiran dan perilaku, serta bervisi pendek sebatas kehidupan dunia, menolak konsep dan balasan akhirat,” jelasnya.
Selepas Zuhur, acara dilanjutkan dengan Pembukaan SPI Angkatan Kedua. Pembukaan yang sederhana ini diawali dengan pemaparan tata tertib peserta selama perkuliahan oleh Kepala Sekolah SPI Jakarta, Muhamad Irfan Nail, kemudian dilanjutkan dengan diskusi awal mula dibentuknya SPI serta visi dan misinya oleh Koordinator Pusat ITJ, Ade Candra.
Dalam kesempatan kali ini, Muhamad Irfan Nail menjelaskan beberapa tata tertib yang telah disepakati oleh pengurus SPI. Ade Candra, dalam diskusinya, menyampaikan harapan agar para peserta SPI bisa menjadi para pejuang dakwah yang bisa mempertanggungjawabkan kesempatan yang ada, karena SPI adalah buah kerja keras dari banyak orang, termasuk para donatur.
SPI ITJ periode kedua di Jakarta sedianya akan digelar selama bulan Maret hingga Mei 2015. Pesertanya adalah para aktivis dakwah dari berbagai kelompok masyarakat di sekitar wilayah Jabodetabek. Program SPI terdiri dari dua belas kali perkuliahan yang khusus bagi peserta SPI dan empat kali Studium Generale yang terbuka untuk umum.*/Ajeng Wismiranti