Hidayatullah.com–Mata pelajaran yang diajarkan pada dayah-dayah (pesantren, red) di Turki ternyata sama seperti mata pelajaran seperti yang diajarkan pada dayah-dayah di Aceh.
Pimpinan Yayasan Sulaimaniyah Tahfiz Center Aceh cabang Turki, Ustad Imran Alhafiz mengatakan, dayah-dayah di Turki mengajarkan mata pelajaran seperti Kitab Safinatun Naja, Bajuri, Fathul Wahab, Fathul Qarib, Fathul Mu’in, kitab Awamel, Maqsud, Amsilah, Izhar, Kafiyah dan sebagainya.
“Hanya saja, sebelum belajar kitab-kitab ini santrinya mesti hafal Al-Quran dulu sampai tuntas di Negara-negara masing-masing, “ ujar Ustad Imran seusai acara Wisuda Santri Pondok Pesantren Sulaimaniyah Kuta Baro, Aceh Besar, Ahad, (02/08/2015).
Menurut Ustad Imran Alhafiz, dengan menghafal Al-Quran maka sangat memudahkan para santri untuk memahami penjelasan dalam kitab kuning, karena dalil-dalil yang dibahas dalam kitab kuning telah dihafal sebelumnya.
“Jadi Al-Quran yang dihafal para santri langsung terkoneksi dengan bahasan-bahasan agama dalam kitab-kitab yang mereka pelajari, “ ujar Ustaz Imran yang telah selesai menghafal 30 juz Al-Quran di salah satu Pondok Pesantren Sulaimaniyah sebelum belajar kitab kuning di Turki.
Seperti diketahui, mata pelajaran dan kitab-kitab ini juga diajarkan sebagai mata pelajaran pokok pada dayah-dayah di Aceh. Bahkan, sebenarnya bukan hanya sama, namun kitab-kitab kuning yang dipelajari pada dayah-dayah di Aceh, selain diterbitkan di Beirut (Libanon), juga terdapat banyak kitab yang diterbitkan oleh penerbit-penerbit dari Istanbul, Turki.
24 Pesantren Turki Beroperasi di Indonesia
Sementara itu, kordinator Pondok Pesantren Tahfiz Yayasan Sulaimaniyah Turki Wilayah Sumatera, Taceddin Ince saat ditemui redaksi di ruangannya mengatakan, di Sumatera terdapat sebanyak lima Pondok Pesantren Sulaimaniyah dimana dua di antaranya terdapat di Aceh. Sementara tiga lagi terdapat di Medan dan Palembang.
Jumlah Pesantren Sulaimaniyah di seluruh Indonesia sendiri, kata Taceddin, terdapat sebanyak 24 Pesantren yang terdapat di Aceh, Medan, Palembang, Jogjakarta, Bogor, Bandung, Jakarta, Kalimantan dan Surabaya.
Sementara di Turki sendiri, menurut Taceddin, Yayasan Sulaimaniyah ini memiliki sebanyak 4000 jaringan Pondok Pesantren di seluruh wilayah Turki.
“Setelah selesai menghafal Al-Quran pada Pondok Pesantren Sulaimaniyah Turki cabang Indonesia, nantinya mereka akan dikirim ke Turki untuk belajar pada tingkatan yang lebih tinggi lagi di Pondok Pesantren Sulaimaniyah di Turki untuk belajar kitab-kitab, bahasa Turki dan bahasa Arab, “ ujar Teceddin Ince yang memilih tinggal di Aceh untuk mengkordinir semua Pondok Pesantren Sulaimaniyah cabang Turki di Sumatera.
Taceddin menerangkan, hingga sebanyak 117 santri Indonesia sudah menyelesaikan pendidikannya di Turki. Dan sebanyak 156 lagi masih dalam proses belajar di berbagai Pondok Pesantren Sulaimaniyah di Turki. Dan proses seleksi santri Pondok Pesantren Sulaimaniyah Turki di Indonesia bekerjasama dengan Kementrian Agama.
“Untuk santri dari Aceh yang sudah hafiz dan sudah dikirim ke Turki, pada tahun 2010 sebanyak 3 orang, tahun 2011 sebanyak 3 orang, tahun 2012 sebanyak 7 orang, tahun 2013 sebanyak 9 org, tahun 2014 meningkat 14 org, dan tahun 2015 bertahan di 14 orang, “ ujar Taceddin.
Sementara santri Aceh yang diwisuda pada Hari Ahad , 2 Agustus 2015 kemaren, yaitu sebanyak 10 orang, dimana enam (6) di antaranya lulus di Sulaimaniyah cabang Aceh, dan empat (4) lagi lulus dari Pondok Pesantren Sulaimaniyah Jakarta.*/Teuku Zulkhairi