Hidayatullah.com–Hari Jumat (01/04/2016), Persatuan Pelajar Indonesia (PPI Sudan) bekerja sama BEM Mahasiswa Indonesia International University of Africa(IUA) menggelar seminar “Eksistensi Bahasa Arab di Masa yang Akan Datang”.
Acara yang diadakan Gedung Konfrensi Afrika IUA ini dihadiri tiga nara sumber; Prof. Babikir Qadramari (Dekan Fakultas Bahasa Arab International University of Africa), Dr. Yasir Abdul Muttalib (Ketua Jurusan Bahasa Arab IUA Sudan) dan Saleh Abdurrahman Al-Djufri, salah satu mahasiswa terbaik Fakultas Adab asal Manado yang bertindak sebagai moderator.
“Tantangan Bahasa Arab ada pada peran globalisasi yang masif yang artinya bahwa Eropa saat ini sedang menggencar-gencarkan dan menyebarkan paham global yang tidak lain untuk menyatukan seluruh bangsa-bangsa dengan aturan dan peradaban Barat sehingga secara otomatis bahasa Arab akan ditersingkirkan,” demikian ujar Prof. Babikir Qadramari.
Padahal hanya dengan bahasa Arablah seseorang yang beridentitas Muslim bisa mengetahui peradaban dan sejarah Islam dari generasi ke generasi dan mengetahui Islam secara otentik, ujarnya.
Gejolak perbedaan-perbedaan antar kaum Muslimin juga salah-satu tantangan eksistensi bahasa Arab di masa yang akan datang, tambahnya.
Sementara itu Dr. Yasir AAbdul Muttalib mengatakan, bahasa Arab merupakan menjadi bahasa satu-satunya yang kekal eksistensinya.
“Karena Al-Quran telah dijamin penjagaannya oleh Sang Pencipta Allah subhanahu Wa Ta’ala,” ujarnya.
Kegiatan ini juga dimeriahkan dengan pameran busana Indonesia seperti peci, baju batik dll.
Seminar ini juga sekaligus meresmikan Komunitas Bahasa Arab yang dibentuk oleh Departemen Pendidikan PPI Sudan.
Mochamad Sidik selaku ketua Komunitas ini mengatakan tujuan dibentuknya komunitas ini adalah untuk mewadahi bakat mahasiswa dan mahahasiswi yang mempunyai minat tinggi terhadap bahasa Arab, juga diharapkan menjadi salah satu cara dalam upaya menghadapi tantangan peradaban modern.
Sofyan Muslimin, selaku ketua panitia, mengatakan bahwa tujuan diadakannya seminar internasional ini untuk menumbuhkan kembali kesadaran umat Muslim akan pentingnya bahasa Arab.
“Sehingga timbul rasa cinta kepadanya, mencintai bahasa ini sebagaimana kita mencintai al-Quran, mencintai Nabi, dan mencintai diri kita sendiri dan menyamangati kembali mahasiswa agar terpacu untuk meningkatkan bahasa Arab,” ujarnya.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Dubes Indonesia untuk Sudan Burhanuddin Badruzzaman beserta para stafnya.
Dalam sambutannya Burhanuddin Badruzzaman menyampaikan rasa senangnya dan apresiasi atas terselenggaranya acara ini.
“Semoga dengan kegiatan ini, mahasiswa bisa lebih aktif di kegiatan kegiatan positif dalam mengembangkan potensi diri agar mampu menghadapi tantangan di masa depan,” ujarnya.
Acara ini juga dihadiri ratusan mahasiswa termasuk para mahasiswa asing yang belajar di Sudan.*/kiriman Abidurrahman Sibghatullah (Sudan)