Hidayatullah.com—Hari Ahad (18/01/2015), Dewan Pimpinan Daerah Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) Jawa Timur mengadakan agenda kota Kajian Muslimah “Cermin Wanita Shalihah” (CWS).
Acara yang dilaksanakan di masjid As-Sakinah, Jalan Arif Rahman Hakim Surabaya ini dihadiri sekitar 500 muslimah dari penjuru kota Surabaya dengan mengangkat tema ‘Mendidik Generasi Cemerlang dengan Metode Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam’.
Ustadzah Nurul Hidayah, L.C pembicara dalam kajian ini mengatakan umat Islam jangan menjadikan Maulid Nabi hanya rutinitas saja tanpa memahami esensinya.
“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam ketika diutus oleh Allah dengan membawa risalah Islam adalah supaya manusia beriman kepada beliau kemudian menjadikan Islam sebagai pengatur (nidzam) seluruh aspek kehidupan manusia,” ujarnya.
Sayangnya, hari ini umat Islam hanya memperingati Rasulullah di momen-momen tertentu saja, sementara kehidupannya diatur denga aturan selain Islam.
Seharusnya umat Islam menjadikan Rasulullah sebagai teladan dalam menjalani kehidupan beliau secara sempurna, tidak hanya pada aspek ibadah ritual semata, namun juga dalam aspek individu, bermasyarakat, dan bernegara. Termasuk di dalam nya bagaimana mendidik anak agar menjadi generasi cemerlang.
Hal ini sangat dibutuhkan karena Allah juga mengingatkan orang-orang yang beriman agar berhati-hati, supaya anak yang dimiliki tidak menjadi fitnah apalagi musuh bagi orangtua, sebagaimana yang disampaikan dalam Surat Ali-Imron ayat 14, “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak [l86] dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).”
Supaya orangtua mampu mendidik anak dengan metode Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam maka butuh bekal berupa ilmu, sehingga para orangtua juga wajib mengkaji Islam. Namun tidak cukup itu saja, karena lingkungan sangat memberikan pengaruh pada pertumbuhan anak-anak.
Ia menyinggung data dari Komnas Perlindungan Anak saja, sebesar 62,7% anak-anak usia SMP SMA sudah tidak perawan. Tentu ini menjadi kekhawatiran semua orangtua. Saat ini pacaran sudah menjadi kebiasaan yang diterima di masyarakat, bahkan cara pacaran remaja sudah seperti suami-istri.
Sehingga, agar tercetak generasi cemerlang, yang cerdas dan bertaqwa maka tidak hanya dibutuhkan ketakwaan skala individu dan keluarga saja namun dibutuhkan sistem yang mendukung yakni negara yang menerapkan Islam kaffah (sempurna) dalam mengatur seluruh aspek kehidupan. Maka, para muslimah shalihah juga wajib melakukan sebuah perjuangan untuk membangun negara yang islami, sebagaimana yang telah dicontohkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.*