Hidayatullah.com– Mengambil semangat Kemerdekaan RI dan spirit berqurban, mahasiswi STIS Hidayatullah Putri mengadakan berbagai kegiatan untuk menyemarakkan momentum bersejarah tersebut.
Di antaranya dengan mengundang Seminar Parenting yang dilaksanakan di Aula Marfuah, Lantai Dua, STIS Hidayatullah Balikpapan, Kalimantan Timur, beberapa waktu lalu.
Dalam penyampaiannya, sang ustadz Zainuddin Musaddad yang didaulat sebagai pemateri, mengingatkan tentang hikmah pendidikan adab dari kisah keluarga Nabiullah Ibrahim Alaihis salam.
Dalam sejarah diceritakan, Ibunda Hajar, Istri Nabi Ibrahim, adalah wanita tangguh lagi mulia. Ia berjuang pantang menyerah, bermujahadah antara Shafa ke Marwah demi anaknya, Ismail. Hasilnya? Allah berkenan memberinya Air Zamzam yang terpancar.
“Hebatnya, Ibunda Hajar bukan sekadar berlari saja. Tapi juga berdoa. Bahkan bersujud. Tersungkur meminta kepada Allah,” ujar Pendiri Komunitas Ibu Cerdas Pecinta al-Qur’an.
Menurut Abah Zain, demikian sapaannya, yang menuntut ilmu hendaknya juga menyadari bahwa kehadirannya bukan sekadar menjadi mahasiswi biasa, layaknya batu yang ada dimana-mana. Tapi sebagai wanita berkarakter Ibunda Hajar.
“Dia mulia karena akhlak dan ketaatannya. Dia tangguh justru karena doa dan sujudnya. Bukan karena fisiknya semata,” lanjutnya.
Pelajaran berikut, masih menurut Abah Zain, adalah adab seorang Mukmin yang hanya berharap kepada Allah. Tidak mengharap kepada selain-Nya.
“Ada banyak masalah yang perlu dibicarakan. Tapi lebih banyak masalah yang butuh diistighfarkan. Biar Allah berkenan menumbuhkan rahmat-Nya dalam setiap masalah yang dihadapi,” terang dai yang dikaruniai anak-anak penghafal al-Qur’an.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Diketahui, dalam Semarak Kemerdekaan dan Qurban di Kota Beriman Balikpapan beberapa waktu lalu, ada beberapa kegiatan yang diadakan oleh Dewan Mahasiswa (DEMA) STIS Hidayatullah Putri.
Di antaranya lomba tata boga, lomba pidato bahasa Arab dan Inggris, hingga beberapa permainan lainnya.
“Berharap kegiatan ini menjadi media untuk lebih mengenal sirah orang-orang shaleh terdahulu, secara khusus Nabi Ibrahim dan keluarganya,” pungkas Nashiratun Nisa, pengasuh mahasiswi.* Wasan