Hidayatullah.com—Dalam rangka studi banding dan silaturahim Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Yaman mengunjungi Universitas Islam Madinah pada tanggal 24 April 2022. Arsyad Arifi mewakili PCIM Yaman disambut hangat oleh Muhammad Hamka dan Mufti Maula sebagai perwakilan dari Muhammadiyah Arab Saudi di Universitas tersebut.
Dalam kunjungan itu rombongan sempat berkeliling di seluruh fakultas dan fasilitas mahasiswanya. Hamka mengatakan banyak keluarga Muhammadiyah Arab Saudi berada di Universitas Islam Madinah.
“Dengan adanya silaturahim dan studi banding ini kita dapat lebih belajar bagaimana dinamika roda dakwah dan pendidikan Islam itu bergulir di seluruh dunia sehingga bisa lebih menentukan arah pendidikan Islam yang lebih relevan untuk masa depan seperti yang sudah dicontohkan KH Ahmad Dahlan,” ujar Arsyad Arifi.
Universitas Islam Madinah atau al-Jāmi‘ah al-Islāmīyah bi al-Madīnah al-Munawwarah adalah sebuah perguruan tinggi negeri di Arab Saudi di bawah Kementerian Pendidikan Tinggi Arab Saudi yang didirikan pada 29 Rabiul Awal 1381 Hijriyah yang bertepatan dengan 6 September 1961. Universitas ini terletak di Kota Madinah, Provinsi Madinah.
Berdirinya Universitas ini sesuai dengan keputusan resmi Raja Saud bin Abdul Aziz tentang Pembangunan perguruan tinggi yang dikhususkan untuk mempelajari ilmu syariah dan keagamaan di Kota Madinah. Universitas ini menerima akreditasi akademik institusi tanpa pengecualian dari Komisi Nasional untuk Akreditasi dan Penilaian Akademik Arab Saudi pada April 2017.
Universitas ini adalah perguruan tinggi khusus laki-laki, artinya hanya laki-laki yang bisa belajar di sana. Selain itu, universitas ini hanya diperuntukkan bagi mahasiswa Muslim.
Kunjungi Bab Makkah
Selain ke Universitas Madinah, rombongan PCIM Yaman yang diwakili oleh Arsyad Arifi bersama PCIM Arab Saudi yang diwakili Ifan Firdaus mengadakan ziarah ke Bab Makkah. Kunjungan sore hari di wilayah Jeddah ini untuk melihat gerbang kuno warisan Khilafah Utsmani.
Terdapat tangga yang digunakan oleh para prajurit, untuk menuju ke atap benteng. Hal tersebut biasa untuk mengintai musuh dan menempatkan pemanah untuk menghadapi musuh dari jarak jauh.
Arsitektur khas Turki Utsmani sangat mewarnai bangunan tersebut. “Harapannya dengan diadakan ziarah ini kita semua dapat mengetahui dan menghayati peran nenek moyang umat dalam berjuang membangun dan mempertahankan agama Islam sehingga kita bisa menjadikan hal itu ibrah dan i’tibar demi membangun umat di masa depan,” kata Arsyad.
Bab Makkah adalah dinding pertahanan yang dibuat untuk menangkal serangan Portugis. Bangunan ini dilengkapi dengan enam menara pengawas dan enam gerbang kota.
Tembok tersebut dilengkapi dengan benteng, menara, dan meriam untuk mengusir kapal yang menyerang wilayah tersebut. Namun, pada abad ke-19, dinding yang semula memiliki enam gerbang ini dibangun lagi dengan hanya memiliki empat gerbang raksasa dan dilengkapi empat menara.
Keempat gerbang ini berfungsi sebagai pintu masuk ke daerah lain. Gerbang utara menuju Syam, gerbang timur menuju Makkah, gerbang selatan menuju Syarif, dan gerbang yang menghadap laut menuju al-Magharibah.
Setelah Turki Utsmani runtuh pada 1915, sebagian tembok Jeddah ikut dirobohkan. Meski tembok itu runtuh, sejarah Kota Jeddah yang membentang selama berabad-abad tak ikut luruh.
Salah satu gerbang utama, yang dikenal sebagai Bab Makkah sampai saat ini digunakan sebagai gerbang menuju Makkah.*