Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Colin Powell, Rabu lalu mengecam keras jaringan TV berita berbahasa Arab Al-Jazeera. Powell menyebut bahwa stasiun TV yang berpusat di Qatar, Uni Emirat Arab itu suka membesar-besarkan kemajuan kecil militer Irak. Al-Jazeera menurut Powell cenderung melaporkan upaya-upaya Amerika Serikat dalam gambaran yang negatif. Kita lihat apa yang akan dilaporkan Al-Jazeera setelah kami mengalahkan rezim ini dan AS … bekerjasama dengan yang lainnya, dengan PBB, mulai membawa masuk pasokan kemanusiaan, pasokan obat-obatan, upaya pembangunan kembali dan menempatkan suatu kehidupan lebih baik bagi rakyat Iraq, kata Powell. Dalam wawancara dengan National Public Radio di Washington, Powell menuduh stasiun TV itu kurang obyektif dalam pemberitaannya. Al-Jazeera punya garis redaksinya tersendiri dan cara penyampaian berita yang menarik bagi publik Arab, kata Powell. Mereka mengamatinya dan mereka besar-besarkan sukses-sukses kecil yang dicapai Saddam Hussein tersebut, katanya. Al-Jazeera sendiri mengku, rating penontonnya meningkat 10% sejak perang di Irak pecah. Jaringan televisi yang punya banyak koresponden di kota-kota Irak serta berbagai kota penting dunia lainnya, termasuk Washington, ini merupakan saluran televisi pertama melaporkan tayangan tentara AS tertangkap dan tewas pekan lalu. Tayangan Al-Jazeera yang diambil dari televisi negara Iraq tersebut kemudian memancing kemarahan besar para pejabat AS dan Inggeris yang menyebutkannya sebagai pelanggaran Konvensi Jenewa. Selain gambar-gambar tawanan perang itu, Al-Jazeera juga merupakan satu-satunya saluran siaran yang melaporkan peristiwa-peristiwa sangat penting dari kota di Irak selatan, Basra, tempat berlangsungnya pertempuran-pertempuran sengit antara pasukan koalisi dengan pasukan Iraq. AS sendiri yang dianggap sebagai pejuang demokrasi dan kebebasan berpendapat, ternyata merasa kepanasan. Kekesalan AS diperlihatkan dengan pelarangan melarang wartawan Al-Jazirah meliput aktivitas di Bursa Saham New York tanpa alasan yang jelas. Sebelumnya, situs Internet Al-Jazeera berbahasa Inggris yang beralamat di www.aljazeera.net telah diserang hacker (pembobol jaringan Internet) misterius. Sejak agresi AS ke Iraq berlangsung, Al-Jazirah merupakan satu-satunya pilihan menarik bagi masyarakat bahkan sampai di warung-warung kopi untuk melihat dan mendengar langsung liputan agresi Iraq. Salah satu stasiun TV yang langsung menayangkan Al-Jazirah adalah TV7 dan SCTV. Sebelumnya, kebanyakan liputan dunia hanya mendengar suara dari Reuter dan CNN yang banyak condong pada Amerika. Metro TV adalah diantara stasiun TV Indonesia yang masih setiap mengutip media milik pengusaha Yahudi itu. (AFP/Rtr/Cha)