Hidayatullah.com–Harian nasional Turkmenistan, Jumat (02/04) selanjutnya mengutip ungkapan Nayazuf, “Kami menerapkan undang-undang kemerdekaan beragama di Turkmenistan. Kami akan menghentikan pembangunan masjid baru di negara kami sekarang. Namun kami juga akan menyelesaikan tiga masjid yang tengah dibangun sebab masjid di negara kami sudah cukup, ” tandasnya usai pertemuan dengan anggota Dewan Urusan Islam di Turkmenistan.
Nayazuf juga meminta kepada dewan ini untuk melakukan seleksi ketat terhadap calon imam untuk mengetahui orientasi politik mereka. Sebab, imam masjid harus “ikhlas” untuk negaranya.
Ia juga menyatakan, dewan juga harus intens mengawasi dana zakat. Pihaknya tidak menginginkan dana tersebut, namun pihaknya ingin diambil dari jalan yang benar.
Keputusan Aneh
Sumber Islamonline di Rusia menyatakan, keputusan penghentian pembangunan masjid merupakan rangkaian keputusan kontroversial Nayazuf yang berkuasa di Turkmenistan sejak tahun 1991 setelah lepas dari Uni Soviet.
Di antara keputusan anehnya adalah, perubahan nama bulan menjadi nama anggota keluarganya, keputusan hari libur resmi disesuaikan dengan tanggal kelahiran ibu, bapak dan saudaranya yang lain. Termasuk masih banyak keputusan yang aneh.
Yang paling aneh, ia hendak membangun sebuah danau seluas 4000 m2 di tengah padang pasir dengan dana 5 juta USD.
Tak ayal kebijakannya menuai kecaman dari rakyat Turkmenistan karena menganggap buruknya ekonomi akibat kebijakannya.
Harap tau, jumlah kaum papa di Turkmenistan mencapai sekitar 89% dari total penduduk. Mayoritas mereka adalah kaum sunni dan selebihnya adalah nasionalis.
Islam masuk ke Turkmenistan sejak 1039 M hingga datang masa revolusi Balsyavia. Sebagian besar masjid dan sekolah Islam ditutup. Kebangkitan Islam kembali marak tahun 80 abad lalu. Jumlah masjid di tahun 1985 tercatat empat masjid. Namun pada tahun 1990 meningkat menjadi 70 masjid.
Meski Shabir melakukan kebijakan yang dianggap merugikan kalangan Islam, dalam banyak kesempatan presiden Turkmenistan itu mengungkap bahwa negaranya beriklim Islam. (iol/ip)