Hidayatullah.com–Sumber keamanan Palestina mengatakan, Azem Nazzel dari Jihad Islam, kelompok pejuang Islam telah ditahan Israel.
Pejabat Palestina mengatakan, serbuan Israel yang terus-menerus dilakukan terhadap pejuang Palestina bakal melemahkan perjanjian yang disepakati.
Kabinet Israel semalam bertemu untuk membirakan persetujuan guna menarik balik pasukannya dari empat kotra yang dikawal Palestina yang dijajahnya pada 2002 selepas berlakunya banyak serangan bom syahid dan menyerahkannya kembali kepada polisi Palestina.
Minggu lalu, kelompok Jihad Islam berjanji akan membalas dendam terhadap terbunuhnya pemimpin mereka di Hebron –yang didakwa Israel telah mencetuskan serangan bom syahid secara besar-besaran sema ini.
Mengintai Suriah
Beberapa saat lalu, pesawat Israel dikabarkan terbang rendah di Istana Presiden Suriah, Bashar Al-Assad.
Menurut beberapa koran Yahudi, Israel menganggap Suriah bertanggungjawab terhadap pertempuran yang tercetus di perbatasan utaranya baru-baru ini.
Sumber Suriah seperti dikutip koran Arab mengatakan, tindakan Israel itu merupakan percobaan tidak berasas oleh Israel untuk meningkatkan ketegangan di wilalah ini.
“Kami mengerahkan agar pesawat perang kami ke beberapa bagian Suriah dan Lebanon sebagai isyarat perintah,” kata seorang pejabat pertahanan Israel kepada Yediot Aharonot.
Jet-jet pejuang F-16 itu terbang rendah untuk mengelak dari sistem pertahanan udara Suriah dan kembali ke pangkalan dengan selamat, lapor koran Yahudi Maariv.
Koran Asharq al-Awsat yang bertempat di London memetik sumber Suriah mengatakan, laporan media Israel itu tidak berasas sama sekali.
“Penyiaran dakwaan tersebut adalah percobaan untuk meningkatkan ketegangan di wilayah ini dan mengalihkan perhatian dari tindakan tentera Israel terhadap penduduk Palestina di wilayah yang didudukinya,” menurut sumber itu .
Seorang remaja Israel terbunuh dan lima lainnya cedera pada hari Ahad lalu di kampung Shlomi, utara Israel, berdekatan dengan perbatasan Lebanon dan Suriah, berikut serangan Hizbullah di Lebanon.
Serangan itu adalah kedua kali dalam waktu tiga hari oleh Hizbullah dan mencetuskan konflik baru selepas reda selama tujuh bulan. (rtr/afp/bh/um)