Hidayatullah.com–Pejabat pasukan AS di Iraq, Jenderal Richard Myers semalam mengatakan bahwa jumlah anggota pasukan AS di Iraq semakin kecil tetapi pihaknya akan menambah jumlah pasukan jika diperlukan.
“Jumlah pasukan di Iraq memang kecil tetapi kami mempunyai banyak pasukan yang dapat dikirim ke sana dan kami senantiasa mempunyai jalan untuk melakukannya,” kata Myers kepada stasiun televisi NBC.
Bagaimanapun katanya, pasukan AS dan Inggris yang berjumlah 150. 000 orang di Iraq saat ini mencukupi untuk melaksanakan tugas di sana dan pasukan cadangan akan dikerahkan ke wilayah itu jika diperlukan.
Sementara itu, Menteri Pertahanan AS, Donald Rumsfeld mengatakan, AS sedang berusaha meningkatkan kemampuan pertahanan di Iraq tanpa perlu menambah jumlah pasukan di negara tersebut.
Kepada Times, Rumsfeld mengatakan, bahwa analisis Pentagon mendapati jumlah pasukan yang ada di Iraq saat ini sudah cukup untuk melaksanakan tanggungjawab.
Presiden George W. Bush kini sedang menghadapi kritikan tajam dari keluarga pasukan yang dikirim ke negara itu karana dianggap menempatkan anggota pasukan di wilayah Teluk untuk waktu yang terlalu lama.
Tekan Australia
Sementara AS mendapat tekanan di negaranya sendiri, Australia sedang mengalami tekanan dari Gedung Putih yang mendesak agar mempertimbangkan bantuan pasukan baru bagi pasukan koalisi di Iraq.
Salah satu alasan AS menekan Australia adalah situasi keamanan Iraq terus memburuk.
The Australian, edisi Senin kemarin melaporkan, para pejabat AS sedang menggunakan saluran-saluran tidak resmi dengan terus memakai isu memberi sumbangan pasukan lebih banyak, dalam setiap agenda bilateral Canberra-Washington.
Namun PM John Howard dikatakan telah menekankan tidak akan mempertimbangkan kembali kontribusi pertahanannya kepada Irak karena sudah memberikan sumbangan pasukannya sebelum dan selama berlangsungnya perang di Iraq.
Australia merupakan negara penyumbang pasukan terbanyak ketiga setelah AS dan Inggris. Saat ini Australia masih mempertahankan sekitar 1.000 anggota pasukannya di Iraq, terdiri atas personil yang terjun langsung pada tugas-tugas keamanan dan para pengatur lalulintas udara dari RAAF.
Serangan bom truk Selasa, minggu lalu yang menyebabkan 23 orang tewas, termasuk kepala perwakilan PBB di Irak, Sergio Viera de Mello. Dan serangan-serangan harian di berbagai tempat di Iraq yang selalu memakan korban tewas pihak pasukan koalisi (terutama AS dan Inggris) menjadi alasan pasukan koalisi untuk mengurangi pasukannya.
Dalam wawancaranya di TV Channel 9, pakar bidang terorisme dari Unit Riset Terorisme Global, Universitas Monash, di Melbourne, David Wright-Neville, mengatakan Iraq semakin tidak kondusif fan semakin menjadi berbahaya bagi para pasukan koalisi.
Menurutnya, situasi di Iraq bertambah buruk karena berbagai alasan, termasuk tekad para bekas pengikut setia Presiden Saddam Hussein untuk membuat pasukan AS dan Inggris terlibat dalam perang gerilya yang panjang. (ap/afp/ant)