Hidayatullah.com–“Sungguh-sungguh menyakitkan hati melihat sikap Islamophobia seperti Kilroy yang memberikan suatu platform untuk menyebarkan dengan jelas kebencian terhadap suku bangsa lain dalam sebuah surat kabar terhormat,” ujar Sekretaris Komisi Media MCB, Inayat Bunglawala pada Press Complaints Commission (PCC).
Dialam suatu artikel berjudul “We Owe Arabs Nothing” (Kita Tak Berhutang Apapun Terhadap Arab) yang diterbitkan The Sunday Express pada 4 Januari lalu, Silk menulis, “Terlepas dari minyak –yang telah ditemukan, diproduksi dan dibayar oleh Barat– apa konstribui mereka? (Arab), bisakah Anda berfikir sesuatu? Sesuatu yang benar-benar berguna? Sesuatu yang benar-benar bernilai? Sesuatu yang sungguh-sungguh kita butuhkan, yang tidak bisa kita lakukan tanpa itu? No, nor can I “begitu kutipannya.
Dalam kutipan tulisannya yang lain, Kilroy menulis, “Apa yang ada dibenak mereka tentang perasaan kita terhadap mereka? Bahwa kita memuja nya untuk cara mereka membunuh lebih dari 3000 warganegara pada 11 September dan kemudian yang kemudian mereka menari-nari di jalan yang panas dan berdebu untuk merayakan pembunuhan? Bahwa kita menghormati mereka sebagai pengebom bunuh diri, pengoyak anggota tubuh, penindas para wanita?”
Dalam surat tegurannya yang disampaikan pada PCC, tanggal 7 Januari lalu, Bunglawala menguraikan keluhan komunitas muslim di negara itu dengan mengatakan, Kilroy sebagai “seorang manusia yang secara positif bersukaria anti-Islam dan anti-Arab”. “Ini sepertinya sebuah kasus yang jelas melakukan penyamarataan tidak pandang bulu dan semacamnya, secara ribut pembenci suku bangsa lain,” ujar Bunglawala.
“Kita ingin tahu apakah Anda akan mempertimbangkan untuk memberikannya pada kasus yang sama dan secara terbuka jika menyangkut sikap anti-kulit hitam atau anti-Yahudi, “ tambahnya.
“Bagaimana mungkin kalangan muslim atau Arab Britania tidak terus-menerus merasa di intimidasi oleh seseorang yang sunggung dengan jelas mencemarkan nama baik mereka?” kutip Chris Doyle, Direktur the Council for the Advancement of Arab-British Understanding, sebuah lembaga untuk kemajuan Arab-Inggris, pada Rabu, 8 Januari lalu.
Tahun 1995, dalam sebuah artikelnya, Kilroy juga pernah menulis, bahwa “orang Islam di mana-mana selalu bertindak dengan kebuasan yang sama” dan menyebut mereka “berkomplot untuk membunuh Paus.”
Menanggapi peristiwa ini, pihak harian BBC kini mengaku tengah mempelajari kasus ini. “Kita sedang mempelajari bagaimana kolumnis the Sunday Express Robert Kilroy-Silk yang menulis dengan kapasitas nya sebagai wartawan lepas sesuai dengan yang tertera bekerja untuk BBC,” ujar jurubicara penyiaran BBC, hari Selasa lalu.
Lebih lanjut, pihak BBC juga menyampaikan, semestinya, penulis freelance itu tidak ikut-iku membawa nama BBC agar tidak ikut menjadi jelek”. (iol)