Hidayatullah–Komisi yang menginvestigasi serangan 11 September (Panel 11/9) di Amerika Serikat (AS) mendapatkan ternyata tidak ada bukti yang kredibel yang mengaitkan hubungan Iraq dan Saddam Hussein dengan kelompok Al-Qaidah sebagaimana sering dituduhkannya.
Pemerintah Bush sudah lama menyatakan adanya kaitan antara mantan pemimpin Iraq itu dengan Al- Qaidah, dan menjadikannya alasan untuk menyerbu Iraq tahun lalu.
Tim investigasi membeberkan penemuan mereka kemarin di sebuah sidang dengar pendapat. Hasil temuan panel tersebut tampaknya berlawanan dengan pernyataan Wapres Dick Cheney, Senin lalu, bahwa Saddam telah lama menjalin hubungan dengan Al-Qaidah. Pejabat pemerintahan Presiden George W. Bush selama sering menuduh kontak yang telah berjalan puluhan tahun antara Saddam dan pelaksana Al-Qaidah sebagai dalih invasi AS ke negara itu.
Mereka memang tidak mengklaim Iraq terlibat langsung dalam serangan 11 September 2001. Namun, menurut para pengritik, pejabat Bush sengaja membiarkan publik Amerika memiliki kesan seperti itu.
Laporan komisi tersebut dirilis pada awal hearing panel selama dua hari soal perkembangan konspirasi 11 September dan respons mendadak Badan Penerbangan Federal (FAA) serta pertahanan udara AS.
“Kami akan bicarakan evolusi Al-Qaidah dan bagaimana mereka berpindah dari satu jenis organisasi pada akhir 1980-an menjadi organisasi lebih cepat dan menyebar pada 1990-an,” kata Timothy Roemer, tokoh komisi dari Demokrat, sebelum hearing.
Laporan yang sebagian didasarkan pada interogasi anggota-anggota Al-Qaidah itu mendapati, Usamah bin Ladin memang pernah bertemu dengan seorang pejabat tinggi intelijen Iraq di tahun 1994 dan menjajaki kemungkinan kerjasama, tetapi rencana itu tidak pernah terwujud.
Anehnya, pejabat-pejabat CIA dan FBI yang hadir pada sidang itu turut setuju dengan penemuan terbaru tersebut.
Calon presiden dari Partai Demokrat, Senator John Kerry, mengatakan, laporan komisi itu merupakan bukti bahwa pemerintah telah menyesatkan AS tentang salah satu alasan untuk penyerbuan ke Iraq.
Sebelumnya AS menyerbu Iraq dengan tuduhan Saddam dan Iraq telah memiliki senjata pemusnah massal dan terlibat dengan Al-Qaidah. Sayangnya, semua yang tuduhkannya dilanggarnya sendiri.
Meski pada akhirnya AS tak menemukan bukti, mengambalikan kedaimaian Iraq dan kedaulatannya seperti sedia kala seperti sebelum dilakukan penyerangan bukanlah tabi’at AS. Bagaimanapun, AS akan terus mencari pembenaran terhadap segala kekeliruan. (abcn/ap/cha)