Rabu, 14 September 2005
Hidayatullah.com–Dalam wawancara dengan The Washington Post yang disiarkan kemarin, Talabani mengatakan, pasukan Iraq yang selama ini digembleng AS sudah mulai mampu mengatasi permasalahan di dalam negeri.
"Kami rasa AS berhak menarik kembali sejumlah pasukan mereka, dan pasukan Iraq dapat mengambil alih tugas mereka," katanya.
Untuk membahas soal itu, Talabani menyatakan telah membicarakan dengan Presiden George W. Bush dalam pertemuan tadi malam. Dia yakin, Washington bisa segera menarik sebagian pasukannya segera.
Namun, setelah pertemuan itu, penasihat keamanan Talabani menelepon koran terkemuka tersebut dan menyebut pernyataan Talabani tak bermaksud menetapkan jadwal (timetable) untuk penarikan pasukan AS. Dia menyebut, penarikan berdasar tingkat perlawanan dan kemampuan pasukan Iraq.
Selain itu, sumber The Post di kalangan militer AS menyebut, penarikan 35 persen pasukan AS dari Iraq tidak sedang didiskusikan.
Di Iraq sendiri, kondisi masih genting. Setelah pasukan AS dan Iraq menggempur sarang gerilyawan di Tal-Afar, wilayah Green Zone yang dijaga ketat diserang. Selain itu, mereka juga melakukan propaganda di internet meniru AS, yakni memberikan hadiah kepada yang bisa membunuh petinggi Iraq.
Kelompok yang menyebut diri Armada Islam Iraq, yang mengaku bertanggung jawab atas penculikan dan pembunuhan warga asing, itu menawarkan hadiah kepada siapa pun yang dapat membunuh pejabat Iraq. Mereka juga menawarkan uang USD 100.000 (sekitar Rp 1 miliar) untuk siapa pun yang dapat membunuh Perdana Menteri Iraq Ibrahim al-Jaafari. Sedangkan kepala Mendagri dan Menhan Iraq, masing-masing dihargai USD 50.000 (sekitar Rp 500 juta) dan USD 30.000 (sekitar Rp 300 juta). (ap/afp)