Hidayatullah.com–Radovan Karadzic tampil Kamis petang kemarin untuk kali pertamanya di hadapan Mahkamah Kejahatan Perang Internasional di Den Haag. Pucat, tanpa kacamata dan kelimis, ia tampak beda dari ketika menyamar.
Karadzic tidak langsung diyatakan bersalah atau tidak. Ia memakai 30 hari hak jawab. Sidang berikutnya akan digelar 29 Agustus depan. Sidang pembukaan Kasus Karadzic ini berlangsung lebih dari satu jam.
Tim penuntut menyatakan ingin memperbarui tuntutan. Hakim Belanda Alphons Orie yang memimpin persidangan terkejut dengan pernyataan tim penuntut ini. Seperti diberitakan sebelumnya, Karadzic tidak didampingi pengacara.
Ia dengan tenang mendengarkan pembacaan rangkuman tuntutan. Ia menjawab semua pertanyaan. Ini adalah penampilan Karadzic pertama kali di depan umum sejak ia ditangkap minggu lalu di Belgrado.
Ketika ditanya oleh Hakim Ketua Alphons Orie apakah ia adalah Radovan Karadzic. Da, katanya. Da, artinya ya. Selanjutnya Karadzic yang di awal sidang hanya menyampaikan patahan kata dengan dingin dan tanpa emosi, lambat laun berbicara lebih banyak.
Beberapa kali ia memperlihatkan rasa humor. Sebuah humor yang cukup sinis. Misalnya ketika Hakim Ketua asal Belanda itu bertanya dimana tempat tinggalnya yang terakhir. Karadzic pun menjawab lugas. Ia mengatakan, bahwa secara resmi ia tinggal bersama keluarga, bersama istrinya di Pale. Dengan cepat ia lalu menambahkan, bahwa sebenarnya ia menetap di jalan Juri Gagarin di Beograd. Juga ketika ditanya, apakah pengadilan perlu memberitahukan seseorang mengenai penahanannya di penjara PBB di Scheveningen. Karadzic menjawab sekenanya.
“Saya kira, semua orang tahu bahwa saya kini dipenjara”, begitu kata Karadzic yang duduk seorang diri di kursi terdakwa. Dalam ruang sidang Mahkamah Kejahatan Perang Internasional itu, kursi-kursi disekeliling Karadzic kosong. Biasanya tempat duduk ini tersedia untuk pengacara pembela.
“Saya memiliki penasehat yang tidak terlihat, saya telah memutuskan untuk melakukan pembelaan saya sendiri", jawab Karadzic yang telah menyatakan hal ini beberapa hari lalu ketika masih dalam tahanan di Beograd.
Radovan Karadzic, menghadapi 11 butir dakwaan, yang termasuk genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Ia dituduh mendalangi pembunuhan massal etnis Muslim Bosnia tahun 1995 dengan korban lebih dari 8000 kaum Muslim di Srebenica. [cha, berbagai sumber/hidayatullah.com]