Laporan sepihak melaporkan pasukan pemerintah Pakistan pro Amerika terus menekan pejuang pro-Taliban. Dikabarkan, pejuang berhasil dipukul mundur dari kota Mingora hari Sabtu kemarin.
Menteri Pertahanan Pakistan mengatakan, operasi-operasi di seluruh wilayah Swat harus berakhir dalam beberapa hari mendatang, walaupun para komandan militer Pakistan tampak lebih berhati-hati.
Militer Pakistan menyerang mujahidin di wilayah Waziristan Selatan dekat perbatasan Afghanistan. Setidaknya serangan tersebut menyebabkan 40 mujahidin Taliban meninggal dan empat militer pemerintah terbunuh, semalam. Namun berita ini dari media Barat. Belum ada berita resmi dari pihak pejuang.
Selain terjadi di Lembah Swat, kini pertempuran juga terjadi di Waziristan. Di tempat ini pertempurannya lebih seru karena wilayah ini menjadi basis kuat Taliban. Pejabat pemerintah mengatakan bahwa misi militer kemungkinan besar akan terus dilanjutkan ke wilayah ini setelah Swat dikuasai militer pemerintah.
Amerika Serikat (AS) sebelum ini telah berulang kali meminta Pakistan menghapus pengaruh Taliban di Waziristan Selatan dan kawasan lain yang berbatasan dengan negara itu.
Pejabat militer berkata bahwa pasukan Taliban telah menyerang pasukan pemerintah di Jandola, 80 kilometer timur Wana, kota utama di Waziristan Selatan, petang kemarin.
“Pasukan Taliban muncul secara tiba-tiba dan menyerang perkemahan pasukan militer sehingga menyebabkan pertempuran terjadi selama kira-kira delapan jam. Setidak-tidaknya 40 militan meninggal, dan empat militer terbunuh,” kata pejabat tersebut.
Jurubicara militer, Mayor Jenderal Athar Abbas juga berkata bahwa Taliban mundur setelah pertempuran sengit, yang menyebabkan setidaknya 15 Taliban dan tiga tentara terbunuh. Jumlah yang mati sebenarnya belum bisa dipastikan.
Namun ia tidak dapat meramalkan kapan tindakan militer itu akan berakhir dan menegaskan masih banyak tantangan di wilayah itu. “Sangat sulit menentukan kapan berakhirnya operasi ini. Wilayah itu amat besar dan tidak ada orang yang dapat meramalkan apa yang akan terjadi,” katanya.
Kerusakan Meluas
Seorang wartawan BBC yang mengunjungi kota Mingora melaporkan kerusakan yang meluas di kota itu. Ifatullah Orakzai, wartawan BBC seksi bahasa Urdu mengatakan, semua toko dan gedung-gedung di pusat kota hancur berantakan.
Namun begitu, warga setempat sekarang bisa kembali mencari pasokan dan kebutuhan sehari-hari di pasar kota setelah larangan keluar dicabut. Angkatan bersenjata Pakistan mengatakan, berbagai layanan dasar di kota itu sudah kembali berfungsi.
Palang Merah Internasional, ICRC mengatakan, ‘pihaknya sangat khawatir’ dengan situasi kemanusiaan di Swat. Air dan listrik tidak tersedia, tidak ada bahan bakar untuk generator, kebanyakan fasilitas pengobatan berhenti beroperasi, dan makanan sangat langka.
“Orang-orang Swat memerlukan perlindungan kemanusiaan yang lebih besar dan bantuan segera,” kata Pascal Cuttat, kepala delegasi Palang Merah Internasional di Pakistan.
Sebanyak 2,5 juta orang di Lembah Swat mengungsi dari rumah mereka sejak operasi-operasi militer tentara Pakistan di bawah kendali Amerika dimulai. [cha, berbagai sumber/hidayatullah.com]