Hidayatullah.com–Menurut Departemen Kesehatan di Singapura, seperti dikutip Bernama, dari 26 kasus itu, empat orang tampaknya terinfeksi di Singapura. Sedangkan 22 penderita lainnya terinfeksi saat melakukan perjalanan ke luar negeri, yakni ke Amerika Serikat, Australia, Filipina, Thailand, dan Malaysia.
Kewarganegaraan dari 22 penderita baru flu babi itu beragam, yakni 14 orang Singapura—dua orang pemilik izin tetap (satu Malaysia, satu Inggris), dan enam orang asing (dua warga Filipina, satu Amerika, satu Australia, satu Malaysia, dan satu Selandia Baru).
Sementara, di Thailand dijumpai lebih dari 201 kasus flu babi, sehingga pemerintah menutup sejumlah sekolah. Flu babi juga ditemukan di Malaysia dan Filipina. Bahkan di Filipina dilaporkan 54 kasus flu babi hanya dalam waktu 24 jam.
Sebelumnya, Departemen Luar Negeri mengumumkan nama seorang warga negara Indonesia suspect flu babi. Menurut Juru Bicara Deplu, Teuku Faizasyah, WNI tersebut saat ini berada dalam perawatan di sebuah rumah sakit di Singapura.
”Atas nama Oei William Widynata. Satu pekan lalu dia masuk ke Singapura, setelah dicek suspect H1N1,” kata dia di Kantor Deplu, Pejambon, Jakarta, Jumat 19 Juni 2009.
Dijelaskan Faizasyah, Oei, yang merupakan tenaga profesional yang bekerja di Singapura itu, baru saja bepergian ke Melbourne, Australia. ”Saat ini dia sedang dikarantina. Deplu sudah berkoordinasi dengan keluarga di Singapura,” kata dia.
Sementara, di Amerika Serikat (AS), Pusat Kontrol dan Pengendalian Wabah AS (CDC) merilis jumlah penderita flu babi, Jumat (19/6). Jumlah penderita flu babi di AS kini menembus angka 21.449 dan jumlah korban meninggal dunia melonjak dua kali lipat menjadi 87 orang. Jumlah ini meningkat dari pekan lalu sebanyak 18.000 kasus dan 44 orang yang tewas.
Penderita terbanyak di AS dilaporkan ada di Wisconsin, Illinois, dan Texas. Di Illinois sendiri terhitung sebanyak 500 kasus.
CDC mengatakan, aktivitas flu akhir-akhir ini meningkat di kawasan timur laut. Sedangkan jumlah korban tewas seperempatnya berasal dari New York.
Di Benua Kangguru Australia, seorang penderita flu babi tewas, Jumat (19/6), namun apa yang menjadi penyebab kematiannya belum pasti. Sehingga apakah korban ini adalah korban tewas pertama akibat virus flu babi di Asia-Pasifik, belum diketahui.
Korban tewas itu adalah seorang laki-laki berusia 26 tahun yang memang juga menderita sakit besar lainnya. Dia meninggal di Rumah Sakit Adelaide. ”Meski pasien itu positif mengidap flu babi, namun kondisi medis lainnya secara dramatis membuat kondisinya mengalami penurunan saat sampai di Adelaide,” ujar kepala kesehatan Australia Selatan Paddy Phillips.
Australia mendata jumlah penderita flu babi saat ini telah mencapai 2.330 kasus. Ini menjadi wabah paling parah yang menyerang negeri ini.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Kamis malam 11 Juni 2009 waktu setempat (Jumat dini hari WIB) menaikan status flu babi ke pandemi atau level 6, yang merupakan status siaga tertinggi yang dinyatakan WHO atas suatu wabah penyakit.
Itu merupakan kali pertama dalam 41 tahun terakhir WHO menyatakan wabah penyakit berada dalam status pandemi. Sebanyak 74 negara mengkonfirmasi 29.669 kasus, 145 orang di antaranya tewas. [sbp/ ap/ afp/hidayatullah.com]