Hidayatullah.com–Lebih dari 200 orang berunjuk rasa pada hari Sabtu (5/3) mendukung 11 mahasiswa Muslim yang mendapat tuntutan kriminal karena mengganggu pidato Duta Besar Israel di Universitas California, Irvine.
Pengunjuk rasa yang menamakan dirinya “Irvine 11” memenuhi sebuah ruang pertemuan di Institut Islam di Orange County dalam rangka membela para mahasiswa yang mereka anggap hanya menggunakan hak kebebasan berbicara dan seharusnya dilindungi. Demikian dilaporkan Orange County Register, Ahad (6/3).
Sebagaimana dilansir AP (6/3), kesebelas mahasiswa, sebagian anggota Muslim Student Union, ditangkap pada tanggal 8 Februari 2010 setelah berteriak dan protes saat Dubes Israel Michael Oren berpidato tentang masalah keamanan AS-Israel. Aksi mahasiswa tersebut mengharuskan Oren menghentikan pidatonya selama 20 menit.
Para mahasiswa Muslim itu dituntut dengan dakwaan mengganggu dan berkomplot untuk mengganggu sebuah acara pertemuan.
Para pengunjuk rasa yang berorasi mempertanyakan, apakah jika kesebelas mahasiswa itu bukan Muslim, maka mereka tetap dituntut. Namun mereka juga mengatakan bahwa kasus ini menimbulkan keprihatinan tidak hanya di lingkungan agama tertentu.
“Pada kenyataannya protes dan ungkapan perbedaan pendapat adalah yang membangun demokrasi Amerika,” kata Reem Salahi salah satu pengacara yang membela kesebelas mahasiswa Muslim itu.
Jaksa wilayah Tony Rackauckas mengatakan, para mahasiswa melanggar hukum dan akan dituntut tanpa memandang agama mereka atau latar belakang lainnya. Kesebelas mahasiswa itu sengaja menghentikan pidato dan menghentikan orang dari mendengar pemikiran-pemikiran Duta besar Israel, kata Rackauckas saat membacakan tuntutannya.
Para pembicara dalam pertemuan Sabtu lalu itu berjanji akan melakukan demonstrasi lagi untuk mendukung para mahasiswa yang disidang. Mereka berencana berkumpul di luar pengadilan pada hari Jumat dengan mengenakan pakaian hitam dan menutup mulut dengan selotip.
Berdasarkan hasil penyelidikan yang dilakukannya sendiri, pihak universitas mencabut izin Muslim Student Union selama satu tahun dan memberikan masa percobaan satu tahun. Pada bulan September lalu pihak kampus mencabut izin, dan mengaktifkan kembali organisasi mahasiswa itu pada 31 Desember, memberikan masa percobaan satu tahun dan 100 jam kerja sosial.
Para pejabat universitas mengatakan pihak kampus telah melakukan tindakan disipliner dan tidak ada hubungannya dengan penyelidikan yang dilakukan oleh kejaksaan.*